KMP Tunu Pratama Jaya Overload Hingga 3 Kali Lipat saat Tenggelam

- Kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali karena melebihi muatan hingga tiga kali lipat, menyebabkan garis muatnya sudah terlewati.
- Data manifes menunjukkan kapal memuat 22 kendaraan dan lebih dari 65 orang, namun banyak korban tak tercatat. Seharusnya kru kapal bekerjasama agar kapal tidak melebih muatan.
- Per Rabu (23/7/2025), total korban yang berhasil dievakuasi adalah 49 orang, dengan 19 orang meninggal dunia dan 16 orang masih hilang.
Banyuwangi, IDN Times - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan investigasi penyebab tenggelamnya Kapal Motor Penyebrangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025). Hasil identifikasi yang telah dilakukan, kapal tersebut melebihi muatan hingga tiga kali lipat saat tenggelam.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, menurut stabilitas booklet, kemampuan muatan KMP Tunu Pratama Jaya adalah 137,7 atau 138 ton. Tetapi saat itu, kapal memuat 538 ton. "Nah, menurut menurut stabilitas booklet, kapal itu kemampuan muatnya adalah 137,7 atau 138 ton. Tapi total yang dimuat adalah 538 ton. Jadi kurang lebih tiga kalinya," ujarnya.
Kelebihan muatan itulah yang menyebabkan kapal akhirnya tenggelam. Sebab, kapal telah berada pada garis batas muat atau dalam istilahnya disebut 'pisang-pisang'. "(Kelebihan muatan) dan ini yang menyebabkan garis muat tadi tenggelam. Karena memang sudah di luar dari kemampuan kapal tersebut," jelas dia.
'Pisang-pisang' atau garis batas muat tersebut telah menyentuh 30 sentimeter dari permukaan air. Sehingga dapat dipastikan, kapal overload. "Jadi, permukaan air ini menyentuh istilahnya kalau di pelayaran di sini istilahnya ini pisang-pisang, Pak. Jadi pisang-pisang ini terhadap deck di sini adalah sekitar 30 sentimeter, Jadi di sini garis muatnya sudah terlewati. Nah, ini menandakan bahwa kapal overload," terangnya.
Berdasarkan data manifes, KMP Tunu Pratama Jaya memuat 22 kendaraan. Rinciannya, 8 kendaraan golongan VII, 3 kendaraan golongan VIB, 3 kendaraan golongan VB, 3 kendaraan golongan IVB, 4 kendaraan golongan VIA, dan 1 kendaraan golongan II.
Selain itu, kapal tersebut juga diduga memuat lebih dari 65 orang. Berdasarkan data manifes ada 53 penumpang dan 12 kru kapal. Tetapi, banyak korban ternyata tak tercatat dalam data manifes.
"Permasalahan manifes penumpang, penumpang pada kendaraan hanya pengemudi saja yang tercatat. Perbedaan antara nama yang tercatat dan riil orang yang menyeberang itu terjadi di ini manifestanya tidak tidak sama dengan nama orang ya. Sebagian adanya orang yang bukan penumpang dan juga bukan awak kapal," ungkap dia.
Soerjanto menuturkan, seharusnya saat kapal kelebihan muatan, kru kapal secara bersama-sama bekerjasama agar kapal tidak melebih muatan. "Kondisi ini harusnya secara namanya breed resource management atau team work di anjungan itu mereka bekerja sama yang dengan baik sehingga kalau ada kelemahan-kelemahan mereka bisa saling mengkoreksi dan memberikan masukan-masukan untuk perbaikan," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya rute Ketapang- Gilimanuk tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025). Kapal tersebut membawa sekitar 65 orang. Per Rabu (23/7/2025), total korban yang berhasil dievakuasi adalah 49 orang. 48 tersebut 19 orang di antaranya meninggal dunia, 30 lainnya selamat. Sisanya, 16 orang masih hilang.