Ponpes Al Khoziny Mulai Buka, Santri Kembali ke Pondok

- Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo kembali beraktivitas setelah 17 hari tutup pasca tragedi ambruk pada Senin (29/9/2025).
- Santri yang menempuh pendidikan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) sudah diizinkan kembali ke pondok dengan persiapan ruangan yang telah disiapkan.
- Kegiatan belajar mengajar akan dipusatkan di gedung kuliah 2 Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny Fakultas Syari’ah karena area bangunan dekat bekas musalah yang ambruk masih dipasang garis polisi.
Sidoarjo, IDN Times - Aktivitas belajar mengajar Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo kembali dilaksanakan setelah 17 hari tutup pasca tragedi ambruk yang terjadi pada Senin (29/9/2025) lalu. Pondok sudah mulai beraktivitas sejak Jumat (17/10/2025) kemarin.
Hal itu diungkap Perwakilan pesantren sekaligus Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny KH Zainal Abidin. Sejak semalam, santri sudah mulai kembali pondok. Terutama santri yang menempuh pendidikan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS).
"Itu sudah kita perbolehkan untuk kembali ke pondok dan sudah kita siapkan ruangan untuk penginapan, untuk pembelajaran dan untuk kegiatan sehari-hari," ujarnya.
Pihaknya akan mendata seluruh santri yang kembali ke pondok. Pendataan itu, baik santri yang baru mondok maupun santri lama.
"Sudah barang tentu kita nanti akan cross check apakah ini santri lama untuk kembali atau santri baru yang kepengin mondok di sini," ungkap dia.
Untuk kegiatan belajar mengajar akan dipusatkan di gedung kuliah 2 Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny Fakultas Syari’ah. Sebab, area bangunan dekat bekas musalah yang ambruk masih dipasang garis polisi.
"Jadi untuk sementara penampungan selama masih ada polis line kita gunakan di kampus 2 sudah kita hitung dengan apa namanya jumlah calon santri yang akan kembali Insyaallah sudah bisa mencukupi," terang dia.
Pihaknya kini tengah fokus untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada para santri. Sehingga, santri tidak dibiarkan berlama-lama libur.
"Kami tidak bisa memprediksi apakah nanti akan semakin banyak santrinya atau sedikit. Yang penting kewajiban dari kita tetap harus memberikan pelayanan, pendidikan kepada santri agar tidak terbengkalai proses-proses pembelajaran yang ada di para santri," pungkas dia.
Seperti diketahui, tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny terjadi pada Senin (29/9/2025) lalu saat para santri sedang melaksanakan salat asar. Gedung yang ambruk adalah musalah asrama santri putra.
Ada sebanyak 171 orang yang menjadi korban dalam tragedi ini. 104 di antaranya selamat, kemudian 67 meninggal dunia termasuk ditemukan delapan potongan tubuh.