Hardiknas, Pelajar di Magetan Lukis Centong Nasi Kayu

Magetan, IDN Times – Suasana berbeda terlihat di halaman SD Negeri 2 Sumursongo, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Jumat pagi, (2/5/2025). Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), sebanyak 55 siswa dari kelas 1 hingga 6 menunjukkan kreativitas mereka dengan cara yang unik. Yaitu melukis di atas centong nasi berbahan kayu.
Kegiatan ini tak hanya menjadi ajang seni, tapi juga sarat nuansa budaya. Para siswi tampil anggun dalam balutan kebaya, sementara para siswa mengenakan busana lurik tradisional. Para guru pun turut menyemarakkan acara dengan mengenakan pakaian adat serupa, membuat suasana terasa hangat dan meriah.
1. Centong jadi kanvas kreativitas

Setiap siswa diberi satu centong kayu dan waktu satu jam untuk menuangkan ide mereka. Tema lukisan dibuat bebas, selama tidak mengandung unsur SARA. Meski guru sempat menyarankan motif batik, para siswa justru mengejutkan dengan ragam gambar unik dan berwarna.
"Manchester United itu klub sepakbola yang bagus. Ini saya tambahi gambar bunga-bunga biar tambah menarik,” kata Angga Nusa Yuis, siswa kelas 6, sambil menunjukkan lukisannya.
Sementara itu, Indah, siswi kelas 4, memilih melukis bunga mawar. “Saya suka bunga mawar, karena bentuk dan warnanya cantik,” ucapnya.
Selain bunga dan logo klub sepak bola, lukisan lain juga menggambarkan pohon beringin, pohon bambu, dan simbol-simbol alam lain yang mencerminkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.
2. Alasan pilih media centong nasi

Kepala SDN 2 Sumursongo menjelaskan, pemilihan centong kayu sebagai media lukis bukan tanpa alasan. “Centong kayu ini sudah mulai langka, padahal ini termasuk alat tradisional yang merupakan bagian dari budaya kita,” ujarnya.
Usai dilukis, puluhan centong hasil karya siswa dibawa pulang untuk ditunjukkan kepada orang tua. Keesokan harinya, karya tersebut akan dipajang di dinding kelas sebagai bentuk apresiasi sekaligus kenang-kenangan peringatan Hardiknas tahun ini.
3. Sederhana sarat makna

Dengan ide sederhana namun sarat makna, SDN 2 Sumursongo menunjukkan bahwa pendidikan tak melulu soal pelajaran di dalam kelas, tapi juga tentang mengenalkan budaya, memupuk kreativitas, dan membangun kebanggaan akan identitas lokal.