Dua Penambang Sirtu di Ponorogo Tewas Tertimbun Longsoran

- Dua penambang sirtu di Ponorogo tewas tertimbun longsoran batu dan pasir di sekitar Sungai Dung Gamping.
- Kedua korban bernama Sarno (50) dan Tukimun (44), yang biasa menambang material bangunan di pinggir sungai.
- Satu orang selamat, namanya Pak Leri, sedangkan kedua korban telah dimakamkan sebagai musibah tanpa proses otopsi.
Ponorogo, IDN Times – Tragedi menimpa dua warga Desa Biting, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Jumat petang (5/9/2025), keduanya tewas seketika setelah tertimpa longsoran batu dan pasir di sekitar Sungai Dung Gamping, lokasi mereka biasa menambang material bangunan.
Kedua korban diketahui bernama Sarno (50) dan Tukimun (44). Saat kejadian, mereka tengah menambang bersama seorang rekannya. Namun nahas, longsoran besar menimbun mereka hingga tak sempat menyelamatkan diri.
Salah seorang saksi mata, Mujiono, menuturkan bahwa sebenarnya ada tiga orang yang tertimbun material tambang. Namun, satu orang bernama Pak Leri berhasil selamat karena posisinya paling jauh dari titik longsor.
"Ada tiga sebenarnya yang jadi korban, dua meninggal satu luka ringan. Pak Leri setelah berhasil keluar langsung minta tolong warga," ujar Mujiono saat ditemui, Sabtu (6/9/2025) pagi.
Ia menambahkan, kedua korban merupakan kerabat dekat yang sehari-hari menggantungkan hidup dari aktivitas menambang batu dan pasir di pinggir sungai. Menurutnya, aktivitas ini sudah biasa dilakukan warga sekitar karena menjadi salah satu mata pencaharian.
"Boleh sama desa, ini bukan tambang liar. Kami hanya mengambil yang ada di pinggir sungai saja," ungkapnya.
Mendapat laporan peristiwa tersebut, jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Ponorogo langsung melakukan olah TKP. Hasilnya, polisi memastikan bahwa kejadian ini murni musibah.
"Benar ada kejadian tragis ini. Kedua korban ternyata masih saudara, dan kami tidak menemukan unsur pidana," kata Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Imam Mujali, di Mapolres Ponorogo.
Jenazah kedua korban telah dimakamkan di TPU desa setempat. Pihak keluarga juga menolak proses otopsi dan menerima peristiwa ini sebagai musibah.
"Keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan jenazah telah dimakamkan," tutup Imam.