71 KK Terdampak Longsor Trenggalek Bakal direlokasi ke Tempat Baru

- 71 KK warga Desa Depok, Trenggalek akan direlokasi ke tempat baru karena rumah mereka berada di wilayah rawan longsor.
- Pemdes usulkan lahan relokasi di tanah milik Perhutani, namun lokasi tersebut belum pasti karena masih menunggu persetujuan Pemprov Jatim.
- Relokasi dilakukan karena 10 rumah terdampak longsor akhir bulan Mei lalu, dengan 6 warga menjadi korban bencana tersebut.
Trenggalek, IDN Times - Sebanyak 71 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek bakal direlokasi ke tempat baru. Rumah mereka saat ini berada di wilayah rawan longsor. Pihak pemerintah desa setempat telah mengusulkan lokasi untuk dijadikan tempat relokasi. Usulan tersebut nantinya akan dikaji terlebih dahulu oleh Pemprov Jatim. Nantinya pembangunan rumah yang direlokasi dilakukan oleh Pemprov.
1. Pemdes usulkan lahan relokasi di tanah milik Perhutani

Kepala Desa Depok, Sugeng Asmoro mengatakan pihaknya telah mengusulkan lahan milik Perhutani di desa tersebut utuk menjadi tempat relokasi. Lokasi tersebut sudah disurvei oleh BPBD maupun Perhutani. Meskipun begitu lokasi tersebut belum tentu disetujui oleh Pemprov Jatim. "Ada satu titik yang direncanakan. Cuma itu belum pasti, karena nanti masih di ajukan ke Badan Geologi terkait keamanannya," ujarnya, Kamis (12/06/2025).
2. Beberapa warga memilih relokasi ke lahan milik pribadi

Terdapat 71 KK yang bakal direlokasi ke tempat baru. Dari jumlah tersebut sebanyak 15 KK bakal direlokasi ke lahannya sendiri. Sedangkan 57 KK akan direlokasi ke tempat yang disediakan pemerintah. Relokasi ini dilakukan karena rumah mereka saat ini berada di lokasi rawan longsor. Hingga saat ini mereka memutuskan untuk mengungsi sementara waktu, terutama saat hujan deras turun. "Karena tidak ada pilihan lain. Terlebih kalau sekarang ini hujan mereka merasa ketakutan, mengungsi ketika terjadi hujan," tuturnya.
3. Rumah di lahan relokasi akan dibangun Pemprov Jatim

Sementara itu Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menerangkan saat ini pihaknya masih menunggu persetujuan dari Pemprov Jatim terkait usulan lahan relokasi. Sambil menunggu proses tersebut, pihaknya kini fokus untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Nantinya setelah lahan disetujui, Pemprov akan mulai membangun rumah tersebut. "Tapi sambil menunggu, kita siapkan dulu kebutuhan mendesak untuk masyarakat sekarang, seperti air bersih," pungkasnya.
Sebelumnya longsor terjadi di desa tersebut akhir bulan Mei lalu. Sebanyak 10 rumah terdampak bencana longsor ini. Terdapat 6 warga yang menjadi korban dalam bencana tersebut.