Pemkot Surabaya Buat Sterilization Tunnel Sendiri, Sehari Jadi 10 Unit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya rupanya tak sabar menanti pihak lain untuk membuatkan terowongan sterilisasi alias sterilization tunnel. Akhirnya, Pemkot Surabaya pun membuat secara mandiri. Hingga saat ini sudah 10 unit tercipta dan langsung diletakkan di tempat-tempat umum.
1. Pemkot Surabaya buat sendiri terowongan sterilisasi
Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Robben Rico menjelaskan, terowongan sterilisasi ini diciptakan oleh mandiri oleh Pemkot Surabaya. Mereka memanfaatkan barang-barang seperti besi, mika, pompa, dan kipas untuk menciptakan semprotan lembut cairan.
"Sesuai dengan arahan Bu Wali (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini), kita membuat ini dan ditempatkan di tempat-tempat umum," ujar Robben saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Senin (23/3).
2. Bisa membuat 10 alat per hari
Robben mengatakan, dengan jumlah personel yang ada Pemkot mampu membuat 10 alat perharinya. Saat ini sudah ada 10 alat dan beberapa sudah ditempatkan di tempat umum seperti Bandara Juanda, RSUD dr Seotomo, dan RSUD Soewandhie.
"Sore ini sisanya akan kita tempatkan di tempat-tempat umum. Masih kita koordinasikan di mana saja," terangnya.
3. Diproduksi sebanyak-banyaknya
Alat ini akan terus diproduksi tanpa batas maksimal. Robben mengatakan bahwa Pemkot Surabaya ingin memiliki sebanyak-banyaknya alat sterilisasi manusia ini agar bisa ditempatkan di banyak titik.
"Penginnya kan sampai ke taman-taman, perumahan-perumahan, semuanya. Kita akan produksi terus sebanyak-banyaknya," tuturnya.
Baca Juga: Bilik Sterilisasi Milik Pemkot Surabaya, Begini Cara Kerjanya
4. Cairan disinfektan 550 liter per alat
Sementara untuk cairan disinfektan yang disemprotkan melalui alat tersebut akan disediakan oleh Dinas Kesehatan Surabaya. Dinkes Surabaya yang bertanggung jawab untuk memastikan apakah alat tersebut masih memiliki cairan yang cukup tiap harinya.
"Nanti teman-teman Dinkes yang mengisi di tangki-tangki tiap alat berukuran 550 liter. Itu habisnya bergantung pemakaian. Di Juanda dalam 5 jam habis," tutupnya.
Baca Juga: Bisa Bunuh Virus Corona, Bilik Sterilisasi Pesanan Risma Hampir Jadi