TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korban Pencabulan dan Persetubuhan Pimpinan Pondok di Jombang 15 Orang

Seluruh santri pondok pesantren dipulangkan

Tersangka pencabulan dan persetubuhan santriwati Jombang di bawah umur. IDN Times/Zainul Arifin

Jombang, IDN Times - Penyidik unit PPA Satreskrim Polres Jombang masih terus mengembangkan kasus pencabulan dan persetubuhan yang dilakukan oleh seorang pimpinan pondok pesantren di Jombang bernama Subechan (50) warga Dusun Sedati, Desa Kauman, Kecamatan Ngoro, Kabupaten setempat. Terbaru, korban dari Subechan ternyata berjumlah sebanyak 15 orang santriwati. Perbuatan bejat itu Subechi lakukan dalam kurun waktu dua tahun atau tepatnya 2019 silam.

"Selain mencabuli, tersangka juga telah menyetubuhi korbannya di saat pondok dalam kondisi sepi," kata Kasat Reskrim Polres Jombang, AKP Christian Kosasih, Senin (15/2/2021).

Baca Juga: Pakar Hukum: Harusnya Gilang "Bungkus" Dijerat Pasal Pencabulan

1. Polisi menyebut korban berjumlah 15 orang santriwati

Kasatreskrim Polres Jombang AKP Christian Kosasih. IDN Times/Zainul Arifin

Pada ungkap kasus itu, awalnya polisi memeriksa 6 orang santriwati yang menjadi korban kebejatan pelaku. Namun, berikutnya polisi menyebut jika korban kiai asal Dusun Sedati, Desa Kauman, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang itu berjumlah 15 orang santriwatinya.

"Kalau sementara ini yang kita mintai keterangan saksi ada 6 orang. Tapi mungkin nanti nambah jadi 15 orang. Sebab, keterangan saksi ada 15 orang dan dilakukan selama 2 tahun. Kejadiannya pas pondok sepi," kata Christian.

2. Dilakukan pada saat salat malam hingga subuh

Polres Jombang merilis kasus pencabulan dan persetubuhan pimpinan pondo pesantren. IDN Times/Zainul Arifin

Dikatakan Christian, tersangka Subechan sudah berkeluarga dan memiliki anak. Sehari-hari dia juga mengajar atau sebagai ustaz di pondoknya. Modusnya, mendatangi santri di kamarnya pada jam dini hari. Di saat korban bangun dan kaget, tersangka pura-pura bertanya dan menyuruh salat Isya. Lalu, usai salat, tersangka membujuk dan merayu korban untuk disetubuhi.

Kejadian seperti itu berulang kali dan membuat para korban merasa tertekan serta tidak berani melapor kepada orangtuanya. "Jadi, pelaku itu mendatangi korban di kamarnya, pada saar Salat Tahajud (salat malam) korban diganggu lalu dicabulinya, ada yang disetubuhinya. Untuk korban tidak ada yang hamil. Saat ini kami masih terus mendalaminya," katanya.

3. Seluruh santri pondok pesantren dipulangkan

Tersangka pencabulan dan persetubuhan pimpinan Ponpes di Jombang dirilis Polres. IDN Times/Zainul Arifin

Kapolres Jombang, AKBP Agung Setyo Nugroho mengungkapkan, para santri yang menjadi korban pelampiasan nafsu tersangka tidak berani melapor kepada orang tua karena mereka menimba ilmu di situ dan menganggap tersangka sebagai panutan. Setelah perbuatan pria paruh baya itu terbongkar, aktivitas di pondok pesantren itu berhenti dan seluruh santri dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Ya, banyak korbannya, ada yang dari Jombang dan luar Jombang, Jawa Tengah juga ada  pokoknya tidak di Jombang saja (korbannya). Melakukan pada saat ada kegiatan malam, salat tahajud, subuh dan lain ya. Untuk sementara ini semua santri dipulangkan semuanya," jelas Agung tanpa menyebut jumlah santri yang dipulangkan

Baca Juga: Pimpinan Ponpes di Jombang Cabuli 6 Santriwatinya

Berita Terkini Lainnya