TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bukan Ribuan, Pemkab Banyuwangi Hanya akan Tebang Puluhan Mangrove

Untuk normalisasi muara sungai Kalilo

Ilustrasi mangrove yang bakal ditebang dan normalisasi sedimentasi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Banyuwangi, IDN Times - Pemkab Banyuwangi akan menormalisasi muara sungai Kalilo yang berada di kawasan Pantai Marina Boom untuk mengantisipasi banjir. Mereka akan menata kawasan mangrove dan membuat alur sungai di muara pantai karena telah mengalami sedimentasi akut. Sedimentasi itu lah yang menyebabkan aliran sungai jadi terhambat.

1. Sebut tetap akan melindungi mangrove

Jajaran dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pengairan Banyuwangi saat meninjau kawasan normalisasi mangrove. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Upaya normalisasi itu menjadi perbincangan di jagat maya. Pasalnya, pemkab akan menebang 4.000 pohon mangrove untuk merealisasikan rencana itu.

Terkait hal itu, Asisten Administrasi Umum Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo yang juga Plt Kepala Dinas Pengairan Banyuwangi menegaskan, pihaknya tidak akan membabat habis ribuan mangrove. Pemkab juga berjanji untuk melindungi mangrove.

"Saya kira puluhan (mangrove yang ditebang), karena hanya jalurnya saja. Ada tempat untuk mengurung mangrove dan dibuatkan pintu air," jelasnya saat meninjau lokasi, Senin (16/12).

Baca Juga: Peneliti Telusuri Kabel Telegram yang Hubungkan Banyuwangi-Australia

2. Kawasan yang mudah mengalami sedimentasi

Kawasan mangrove yang rencana ditebang dan dilakukan normalisasi muara sungai Kalilo. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Dari kajian Dinas Pengairan, kawasan muara sungai Kalilo merupakan wilayah yang mudah mengalami sedimentasi lumpur. Sebab, arus laut berasal dari arah tenggara dan dari hulu sungai.

"Ini pantai sedimentasi dari Kalilo dan air pasir laut dari arah tenggara, dari Australia. Jadi bawaannya sedimen. Tempuk (bertemu) dari arah atas, bawah, jadi makin lama makin dangkal. Itu kenapa dulu pelabuhannya dipindah ke Ketapang," jelasnya.

Guntur sendiri menyadari bahwa mangrove memiliki fungsi yang penting untuk menyerap karbondioksida dan menjadi paru paru kota.

"Kalau ditebang semua bukan solusi, karena bisa jadi paru paru kota. Penting itu," ujarnya.

3. Normalisasi untuk mencegah banjir

Kawasan mangrove yang bakal ditebang dan normalisasi sedimentasi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Upaya pengerukan sedimentasi di muara sungai Kalilo dilakukan karena berpotensi menimbulkan banjir. Normalisasi sendiri bakal dilakukan pada 2020.

Dari hitungannya, muara sungai Kalilo hanya mampu menampung debit air 50 meter kubik per detik. Sementara pada 2003, pernah terjadi luapan air besar dari hulu sungai Kalilo di Kawasan Ijen dengan debit air mencapai 250 meter kubik per detik hingga membuat air meluap ke rumah warga.

"Banyuwangi memiliki siklus banjir 25 tahunan yang debit airnya bisa mencapai 250 meter kubik per detik di Sungai Kalilo. Sedangkan saat ini akibat sedimentasi, daya tampungnya hanya 50 kubik per detik. Ini perlu diantisipasi dengan melakukan normalisasi di muara sungai Kalilo yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedimentasi dan penyempitan,” paparnya.

Baca Juga: Rencana Penebangan 4.000 Mangrove di Banyuwangi Picu Kontroversi

Berita Terkini Lainnya