TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Almumtaz, Band Disabilitas yang Rutin Kampanyekan Semangat Bersekolah

Setiap manggung selalu selipkan pesan dan motivasi

Grup band Almumtaz saat tampil di peringatan hari disabilitas internasional di Banyuwangi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Banyuwangi, IDN Times - Almumtaz, sebuah grup band yang beranggotakan penyandang disabilitas rutin mengampanyekan semangat bersekolah. Sejak 2011, mereka sering keliling dari panggung ke panggung. Baik di Banyuwangi, maupun ke luar kota.

1. Beri motivasi setiap tampil manggung

Grup band Almumtaz saat tampil di peringatan hari disabilitas internasional di Banyuwangi. IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Grup band Almumtaz terdiri dari penyandang tunanetra. Selain menghibur, para personel Almumtaz selalu menyelipkan pesan motivasi semangat menjalani kehidupan, tidak putus asa, dan mengajak saudara sesama disabilitas untuk melanjutkan pendidikan.

"Setiap kali main, kami sosialisasi soal pendidikan luar biasa karena banyak anak-anak disabilitas yang tidak sekolah. Sekaligus jadi motivator," kata Mohamad Afid Khoiri, guru Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP-LB) Banyuwangi sekaligus pembina grup band Almumtaz, Selasa (3/12).

Baca Juga: Kisah Novian, Bagikan Kopi Gratis hingga Pelosok Hutan Banyuwangi

2. Sudah sering manggung ke luar kota

Aksi penyandang disabilitas memperingati hari disabilitas internasional di Banyuwangi. IDN TImes/Istimewa

Saat ditemui IDN Times, Afif sedang mendampingi anak-anak didik grup bandnya tampil dalam Festival Kita Bisa di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi. Festival tersebut menampilkan kreativitas ribuan disabilitas dari seluruh wilayah Banyuwangi. Mulai atraksi seni, olahraga, hingga karya kreatif lain yang luar biasa. Acara tersebut sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional.

Afif melanjutkan, Almumtaz sering diundang ke berbagai pengajian dan sekolah. Tidak hanya di Banyuwangi, Almumtaz sering diundang tampil di beberapa kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Malang, dan Jember. 

"Setiap tampil, misi kami menyebarkan pesan yang bermanfaat buat orang lain, jadi bukan profit oriented. Kami awalnya ingin ada sesuatu yang bermanfaat buat orang lain, bagaimana anak-anak ini bisa diberdayakan, bisa semakin solid," ujarnya.

3. Memainkan beragam genre musik

Aksi penyandang disabilitas memperingati hari disabilitas internasional di Banyuwangi. IDN TImes/Istimewa

Keterbatasan fisik tak menghalangi Almumtaz untuk berkarya. Mereka justru bisa menginspirasi banyak orang.

Dari 15 tim, terdapat tiga orang penyandang tunarungu, tuna daksa dan tunagrahita. Sisanya merupakan penyandang tunanetra.

Almumtaz terdiri dari pemain bass, gitar, kendang, drum, keyboard, tamborin dan vokal. Awal terbentuk, musik-musik yang sering dibawakan bernuansa religi. Namun seiring permintaan pasar, mereka juga memainkan musik semua genre mulai dari pop, rock, tradisional, hingga dangdut.

"Awalnya musik religi, karena konsumen inginkan genre lain, mereka bisa mainkan musik barat hingga tradisional," katanya.

Personel Almumtaz tak kesulitan untuk bermain musik.

"Mereka sudah terbiasa menggunakan feelling, kasih dasar kunci musik cepat nangkap. Makanya band ini kami namakan Almumtaz, yang bermakna istimewa," ujarnya.

Baca Juga: Hari Jadi Banyuwangi, Didi Kempot Bakal Sapa Sobat Ambyar

Berita Terkini Lainnya