Warga Surabaya Mau Ambil Akta di Kelurahan Malah Dibilang Membebani
Yo'opo seh pak pak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Warga Medokan Ayu Kota Surabaya geram setelah mendapat perlakuan kurang baik dari pihak kelurahan saat akan mengambil akta kelahiran putrinya. Warga bernama Zizi Santoso itu pun curhat di akun Twitter pribadinya dengan nama akun @zizisantoso.
"Kalo gamau repot ngurus warga ya gausa jadi ASN pak! Salah satu staff Kelurahan Medokan Ayu balas chat saya seperti ini, katanya Jangan membebani Kelurahan. Padahal pas itu akta anak saya dihilangkan di kelurahan ini!" tulis Zizi dalam unggahan Twitternya. Unggahan ini pun viral.
1. Zizi sudah mengurus sejak 2020
Ketika dikonfirmasi media, Zizi menuturkan, cerita bermula saat dirinya ingin mengambil akta kelahiran anaknya di kelurahan. Sebab, sejak tahun 2020, ia hanya mendapat akta online. Akta fisik ia butuhkan untuk mengurus paspor "Karena barcode di-scan ternyata gak bisa karena aktanya gak valid," ujar Zizi kemarin malam, Selasa (12/7/2022).
Kemudan ia mendatangi Dispendukcapil untuk menanyakan permasalahan tersebut. Ia pun baru tahu, meski sudah mendapat akta kelahiran online, ia tetap harus mengambil akta fisik.
"Akhirnya aku telpon Dispendukcapil dan tracing ternyata kalau tahun 2020 Juni, pengurusan online tapi dapat yang fisik dan fisik itu sudah dikirim ke kelurahan Medokan Ayu," jelasnya.