TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eri Sebut Angka Stunting di Kota Surabaya Menurun

Surabaya zero stunting ditarget 3 bulan

Wali Kota Eri Cahyadi saat menghadiri Gebyar Lomba Bersama Wujudkan ‘Surabaya Emas’ (Eliminasi Masalah Stunting) di halaman Taman Surya, Sabtu (5/3/2022). (dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyebut bahwa angka stunting di Kota Surabaya menurun drastis. Hal itu dikatakan Eri saat menghadiri acara pengumuman pemenang Gebyar Lomba Bersama Wujudkan ‘Surabaya Emas’ (Eliminasi Masalah Stunting) di halaman Taman Surya, Sabtu (5/3/2022).

Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Surabaya Mulai Naik

1. Stunting menurun hingga 1.626

Ilustrasi anak. (Stunting.brecorder.com)

Stunting di Kota Surabaya menurun drastis, dari 5.727 kemudian menjadi 1.785 dan hari ini menjadi 1.626. Eri menargetkan dalam tiga bulan mendatang Surabaya bisa zero stunting. 

"Saya ingin tiga bulan kedepan dipantau terus. Jadi kan ‘Surabaya Emas ini sebagai tools (alat penggerak), agar para kader nantinya melanjutkan gerakan ini secara berkelanjutan bergandengan tangan dengan Pemkot Surabaya," ujar Eri.

2. TP PKK dan Kader Surabaya Hebat berperan turunkan stunting

Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani saat menghadiri Gebyar Lomba Bersama Wujudkan ‘Surabaya Emas’ (Eliminasi Masalah Stunting) di halaman Taman Surya, Sabtu (5/3/2022). (dok. Diskominfo Kota Surabaya)

Eri mengungkapkan, dalam mengatasi masalah stunting bukan hanya tugas Pemkot Surabaya dan (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) TP PKK saja, akan tetapi juga peran dari Kader Surabaya Hebat serta seluruh stakeholder. Dengan kebersamaan tersebut, ia berharap angka stunting di Kota Surabaya bisa ditekan lagi. 

"Kita didukung betul oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim, sehingga semua stakeholder nanti akan menjadi satu bagian agar bisa zero stunting," ungkap Eri Cahyadi.

Nantinya kata Eri, jika Surat Keputusan (SK) Kader Surabaya Hebat telah turun, RW dengan angka stunting paling rendah akan mendapatkankan penghargaan. Selain stunting juga angka gizi buruk dan kemiskinan.

"Tidak hanya stunting, tapi juga tidak ada gizi buruk, orang miskin yang tidak masuk ke dalam MBR, saya harap tidak ada lagi itu," kata Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut.

Baca Juga: Langkah Pemkot Surabaya Atasi Minyak Goreng Langka 

Berita Terkini Lainnya