Dapat Rekor MURI, Miniatur Lokomotif Terbesar Dipamerkan di Gubeng

Jadi miniatur lokomotif uap terbesar

Surabaya, IDN Times - PT KAI DAOP 8 Surabaya memamerkan miniatur Lokomotif Uap seri DD52 terbesar di Indonesia, Jumat  (4/8/2023). Miniatur lokomotif uap yang dipamerkan di ruang tunggu Stasiun Gubeng itu pun mendapat rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Miniatur Lokomotif Terbesar dengan Teknologi Cetak Tridimensi.

Miniatur lokomotif tersebut merupakan hasil kolaborasi KAI dengan Indonesia Railway Preservation Society (IRPS) dan Tridi Zaiku Indonesia (3D Zaiku), yang menggunakan printer 3 dimensi dengan memiliki ukuran skala 1:4. 

Kepala KAI DAOP 8 Surabaya, Joko Widagdo mengatakan, miniatur dipamerkan untuk memberi hiburan para penumpang yang sedang menunggu kereta. Selain itu juga sebagai sarana mengedukasi masyarakat tentang sejarah perkereta apian. 

"Apalagi penumpang kereta api itukan sekarang 80 persen milenial, sehingga sangat cocok sekali menjadi edukasi untuk mereka," ujar Joko. 

Sementara itu, Wakil Ketua Umum IRPS mengatakan, miniatur lokomotif dibuat dengan menghabiskan dana Rp300 juta. Secara detail, ukuran miniatur lokomotif uap DD52 ini memiliki dimensi panjang 580 sentimeter, lebar 68 sentimeter, dan tinggi 90 sentimeter, serta total bobot 200 kilogram. 

Miniatur tersebut dibuat dengan bahan Filament PLA. Diawali dengan menggambar 3D modeling tanpa blueprint selama 4 bulan hanya dengan melihat referensi foto dan video. 3D modeling tersebut menghasilkan 1.996 komponen yang selanjutnya dirakit sehingga menghasilkan bentuk lokomotif uap yang utuh.

"Masalah terbesarnya selain pencetakan, kadang pencetakan yang gagal harus diulang lagi. Terusb perakitan memang rumit karena part-nya itu hampir 2000 part," ungkap dia. 

Disisi lain, Regional Manajer 3D Zaiku Surabaya, Rony Hartadi mengatakan, karena dibuat semirip mungkin dengan aslinya proses pencetakannya part-part dari miniatur memakan waktu 14 hari.

"Kita pakai 35 printer beroperasi selama 24 jam selama dua minggu," tutur dia 

Sekedar diketahui, Sejarah keberadaan Lokomotif DD52 di Indonesia dimulai ketika Lokomotif ini didatangkan dari Pabrik Hartmann dan Hanomag di Jerman, serta Werkspoor di Belanda pada tahun 1923, mulai berdinas sejak 1924, setelah lokomotif DD 50 dan lokomotif DD 51.

Berbeda dengan kedua pendahulunya yang dibuat di pabrik ALCO di Amerika Serikat, lokomotif DD52 dibuat di Eropa, tepatnya di Jerman dan Belanda. Keunggulan lokomotif ini dibandingkan dengan DD50 dan DD51 adalah kecepatan maksimalnya yang dapat mencapai 50 km per jam, di mana kedua lokomotif sebelumnya hanya mampu mencapai 40 km per jam.

Lokomotif DD52 memiliki julukan "Si Gombar" dari masyarakat lokal Jawa Barat yang selalu dilewati oleh lokomotif ini. Dengan ukurannya yang besar dan tenaganya yang kuat, tugas utama lokomotif DD52 adalah menarik kereta barang yang melintasi pegunungan Priangan. Walaupun begitu, lokomotif ini juga difungsikan sebagai penarik kereta penumpang.

Di akhir masanya, lokomotif ini melayani KA lokal Bandung-Cibatu. Alokasi lokomotif ini sendiri menyebar di beberapa Depo Lokomotif seperti Tasikmalaya, Purwakarta, dan Cibatu. Karier lokomotif ini berakhir pada tahun 1974, ketika angkutan barang di jalur Tasikmalaya - Cicalengka menurun. 

Sehingga menjalankan DD52 ini terlalu berlebihan untuk muatan yang tidak begitu berat. Miniatur lokomotif uap DD52 ini rencananya akan dipamerkan di beberapa stasiun setiap bulan hingga akhir tahun 2023. 

Bulan Agustus akan berada di Stasiun Surabaya Gubeng, September di Stasiun Yogyakarta, Oktober Stasiun Purwokerto, November Stasiun Bandung, dan Desember berakhir di Stasiun Garu. 

 

Baca Juga: Lempari Kereta Api Melintas, Siswa SMP di Blitar Ditangkap

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya