TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Bocah 12 Tahun Gabung Gangster Remaja di Surabaya

Ayo sama-sama lindungi anak-anak

T (12) saat menceritakan kisahnya sempat bergabung dengan gangster remaja di Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - T (12) bocah perempuan itu mulai bisa tersenyum, setelah beberapa minggu lalu ia hampir dimassa karena mencuri sebuah sepeda motor. Ia kini sedikit lebih aman tinggal di shelter milik Karang Taruna Kota Surabaya yang berada di daerah Kecamatan Tambaksari. 

Beberapa minggu lalu, tepatnya pada 18 November 2022, T dilaporkan ke Polsek Sawahan Surabaya oleh saudaranya sendiri. T mencuri sepeda motor di daerah Wonokitri Surabaya. 

Aksi itu bukan keingannya, mencuri motor milik warga itu adalah perintah dari temannya bernama S (17). T dan S selama ini bergabung bersama beberapa kelompok remaja, T tak menyebut perkumpulanya sebagai sebuah gangster, namun T mengakui perkumpulan itu membawa senjata tajam. 

"Gak ada namanya, kita bisanya kumpul-kumpul saja, ngerokok terus ngamen ya gitu-gitu," kata T ketika ditemui. 

1. Gabung kelompok gangster karena lari dari rumah

T (12) saat menceritakan kisahnya sempat bergabung dengan gangster remaja di Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

T lantas menceritakan awal mula bergabung dalam kelompok remaja itu. Awalnya, ia keluar dari rumah karena dimarahi oleh orangtuanya. Kemudian ia berkenalan dengan beberapa dari perkumpulan remaja itu. 

Setidaknya kata T ada 15 orang dalam kelompok itu. Anggotanya ada yang berusia anak-anak dan remaja, ada perempuan dan laki-laki. Karena merasa mereka adalah sebuah tempat pelarian, T pun mulai senang berkumpul bersama mereka. 

Biasanya, mereka berkumpul di daerah Kecamatan Krembangan Surabaya. Karena tak pulang ke rumah, T pun tidur bersama 15 orang temannya itu. 

"Di situ ada kayak bangunan tidak terpakai gitu, jadi kami tinggalnya di situ, yang lainnya ada yang punya rumah di Surabaya ada yang enggak, tapi mereka tidur di situ," kata dia. 

Dalam keseharian, mereka mengamen di daerah Gresik, mulai pukul 11 siang hingga 6 malam. Hasilnya, akan dibagi untuk digunakan bersama-sama. Setelah mengamen, mereka biasanya nongkrong di tempat tersebut. 

"Ngamen itu biasanya di daerah Gresik, ya nggandol (menumpang kendaraan yang lewat) gitu, 15 orang dibagi 3 kelompok. Satu kelompok biasanya dapat Rp250 ribu," ucapnya. 

Kehidupan seperti itu, ia jalani selama kurang lebih dua Minggu. Ia sudah melupakan kehidupan di sekolah.

2. Disuruh mencuri motor hingga diancam dibunuh

T (12) saat menceritakan kisahnya sempat bergabung dengan gangster remaja di Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Sampai suatu ketika, T diminta salah satu kawannya bernama S untuk mencuri sepeda motor di sebuah perkampungan di daerah Kembang Kuning. T diancam akan dibunuh jika tak mau melakukan itu. 

"Aku nyuri sama temenku A namanya. Kalau gak mau nyuri aku diancam ditusuk senjata tajam, dia bilang gini, ayo jupuk en iku motore nek gak gelem tak jojoh iki kon (ayo ambil itu motornya, kalau tidak mau tak tusuk ini kamu)," jelas T. 

T merasa tak ada pilihan lain, ia langsung menyanggupi mencuri motor tersebut. Setelah mendapatkan motornya, S langsung kabur membawa motor itu, sementara T tak mendapatkan apapun. 

Aksi pencurian itu kembali dilakukan T. Namun, aksi kedua ini S meminta T untuk mengambil sebuah sepeda motor yang disebut S sebagai miliknya. 

"Dia bilang, ayo melok aku njupuk motorku (ayo ikut aku ambil motorku), terus kan tak ambil motornya, tak dorong eh ketahuan warga ya aku bingung ini kenapa, gak taunya aku disuruh nyuri," sebut dia. 

Karena ketahuan mencuri, T dibawa ke Polsek setempat untuk diproses. T kini sedang menjalani proses hukum di shelter milik Karang Taruna. 

3. Menjalani proses pidana di shelter

T (12) saat menceritakan kisahnya sempat bergabung dengan gangster remaja di Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Sembari menjali proses pidana, dalam keseharian T melakukan beberapa aktivitas di shelter, mulai dari memasak, bimbingan konseling hingga melakukan aktivitas lainnya. T akan direkomendasikan untuk melanjutkan sekolah di sekolah Negeri. 

"Setelah dari sini Pengan pulang ke rumah, Pengan sekolah, cita-citaku pengen jadi tentara," ungkap T. 

Berita Terkini Lainnya