TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tingkat Kematian COVID-19 di Jatim Lebih Tinggi dari Nasional

Tingkat kesembuhannya juga lebih rendah

Sejumlah anggota Polres PPU menggunakan APD ketika melaksanakan pemakaman dengan protokol COVID-19 (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Surabaya, IDN Times - Bisa dibilang saat ini perkembangan COVID-19 di Jawa Timur dalam kondisi yang tidak baik. Bagaimana tidak, saat angka kasus positif terus meningkat tiap harinya, tingkat kesembuhan malah di bawah rata-rata nasional dan tingkat kematian di atas nasional.

Perlu diketahui, saat ini tingkat kesembuhan di Jatim sebesar 15,72 persen. Sementara tingkat kesembuhan nasional sebesar 23,05 persen. Sedangkan mortality rate di nasional lebih kecil yaitu 6,5 persen dibanding di Jatim sebesar 9,6 persen.

 

1. Gugus tugas analisis penyebabnya

Ketua Gugus Tugas Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Senin (11/5). Dok istimewa

Ketua Gugus Tugas Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengakui memang kondisi tersebut tengah menjadi pembahasan. Mereka masih menelaah bagaimana tingkat kematian di Jatim begitu tinggi dan tingkat kesembuhan menjadi rendah.

"Memang kami menganalisis itu, angka kematian kita di atas nasional. Angka kesembuhan kita di bawah nasional. Banyak hal yang mempengaruhi hal ini. Kita akan pelajari lebih dalam," ujar Joni melalui siaran pers digital Pemprov Jatim, Jumat (15/5) malam.

2. Ada faktor strain virus dan penyakit bawaan pasien

Ketua Tim Gugus Tugas Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, dr. Joni Wahyuhadi. Dok.IDN Times/Istimewa

Menurut Joni, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesembuhan dan kematian pasien COVID-19. Untuk faktor pertama yaitu virus, Joni merasa ada kemungkinan virus corona di Jatim cenderung lebih ganas dibanding di daerah lain.

"Pertanyaannya apa virus kita lebih ganas? Karena strainnya di Jawa Timur sudah ketemu, Prof Inge sudah menemukan. Strain di Jatim itu lain dengan yang di Wuhan," tutur Joni.

Faktor berikutnya yaitu penyakit bawaan. Berdasarkan data yang dimilikinya, kebanyakan pasien COVID-19 di Jatim memang memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan lainnya.

Baca Juga: Pemprov Bolehkan Salat Id di Jatim

Berita Terkini Lainnya