TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PJJ di Mojokerto, Ada Murid Tak Pernah Sekolah karena Terkendala HP

PJJ memang berat tapi harus tetap dilakukan

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat menjadi pembicara webinar Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI).

Surabaya, IDN Times - Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 membuat sekolah-sekolah harus menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara penuh. Alhasil, para guru pun menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan PJJ yang sudah memasuki tahun kedua ini. Apalagi, Kota Mojokerto sempat menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) sebelum PPKM.

1. Ada murid yang tak ikut sekolah sama sekali sejak masuk

Ilustrasi PJJ siswa SD (Dok. KPAI)

Salah satu kisah para guru menghadapi PJJ ini dialami oleh SMP Negeri 3 Kota Mojokerto. Sang kepala sekolah, Rejo, menceritakan bahwa ada murid yang belum pernah sama sekali mengikuti pembelajaran sejak masuk sekolah tersebut.

"PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) kan sudah selesai. Sekolah ini sudah jalan 2 minggu. Tapi ada satu anak yang belum pernah sama sekali ikut kelas daring. Guru sama wali kelasnya saja sampai tidak tahu anaknya, cuma tahu namanya," ujar Rejo saat bercerita di Webinar FJPI bersama IDN Times bertajuk PJJ VS PTM, Sabtu (31/7/2021).

Rupanya, anak tersebut tidak memiliki telepon genggam yang memadai. Alhasil, ia pun tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Rejo kemudian berencana untuk mengunjungi anak tersebut dan mencarikan solusi baginya.

"Kami merencanakan home visit di minggu depan. Kebetulan di sini kasus sedang luar biasa jadi kami harus hati-hati. Sudah kami koordinasikan," tuturnya.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Segera Digelar di Surabaya, PJJ Masih Diperbolehkan

2. Para murid kesulitan memahami pembelajaran

Ilustrasi PJJ dengan akses gratis CloudX Conference (IDN Times/Dokumen)

Keluh kesah juga diutarakan oleh Kepala Sekolah SDN Gedongan I Kota Mojokerto, Endang Soenarijati. PJJ membuat konsep-konsep pembelajaran tak bisa tersampaikan dengan baik, terutama kepada anak-anak SD yang amat aktif dan susah fokus.

"Banyak sekali lost concept. Sehingga kita PTM terbatas kemarin itu, untuk anak kelas 3 perkalian saja harus mengulang dari awal. Kami ini ingin PTM lagi, tapi takut," ungkapnya.

Baca Juga: Relawan Ini Bantu Warga Mojokerto Kebutuhan Oksigen dan Ambulans

Berita Terkini Lainnya