TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesan Berantai Ajakan Vaksin Nusantara, Ini Penjelasan Prof Nidom

Hanya untuk database, bukan untuk divaksin segera

Ilustrasi Vaksin Nusantara dikerjakan oleh tentara (IDN Times/Aditya Pratama)

Surabaya, IDN Times - Sebuah pesan berantai berisikan ajakan untuk vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Nusantara beredar di masyarakat. Pesan itu meminta untuk mengirimkan sejumlah identitas kepada Prof. Chairul A. Nidom, salah seorang peneliti vaksin Nusantara dari Tim Riset Corona dan Vaksin Prof Nidom Foundation. Ternyata, pesan ini bukan semerta-merta untuk mendapatkan vaksin Nusantara.

1. Biodata yang dikumpulkan hanya untuk database

Infografis Vaksin Nusantara. (IDN Times/Sukma Shakti)

Nidom menjelaskan, pesan tersebut memang benar ia sebarkan namun telah mendapatkan beberapa perubahan. Pesan tersebut bertujuan untuk mendapat gambaran seberapa besar antusiasme masyarakat terhadap vaksin Nusantara. Biodata yang dikumpulkan kepadanya tidak bisa digunakan untuk langsung mendapatkan vaksin Nusantara.

"Ini seperti database saja. Jadi kami ini tahu kan, yang minat vaksin Nusantara ada di provinsi mana saja. Ini harus diperhatikan oleh para peneliti. Kalau misal di Papua, bagaimana bawanya? Kalau di Kalimantan Timur bagaimana?" ujarnya saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (15/9/2021).

Baca Juga: [CEK FAKTA] Benarkah Turki Pesan 5,2 Juta Dosis Vaksin Nusantara?

2. Serahkan penyuntikan vaksin Nusantara ke RSPAD

Ilustrasi Vaksin Nusantara dikerjakan oleh tentara (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, jika warga menginginkan agar bisa disuntik vaksin Nusantara, Nidom menyerahkan sepenuhnya ke RSPAD Gatot Subroto. Namun, perlu diketahui bahwa vaksin ini belum mendapatkan izin edar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI lantaran masih dalam uji klinis dan belum memenuhi standar cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

"Kalau mau vaksin Nusantara ya langsung ke RSPAD, itu urusannya yang di Jakarta," tuturnya.

3. Data akan dijadikan calon penerima vaksin Nusantara

Guru Besar Biomolekuler Universitas Airlangga, Prof drh Chairul Anwar Nidom ketika berbicara di program Ngobrol Seru by IDN Times pada 4 November 2020 (Tangkapan layar YouTube IDN Times)

Data yang dikumpulkan oleh Nidom dari para pengirim pesan ini nantinya akan dijadikan landasan kepada pemerintah untuk mendesak segera diterbitkannya izin edar vaksin Nusantara. Selain itu, para pengisi biodata juga akan menjadi prioritas penerima vaksin Nusantara.

"Kalau sewaktu-waktu pemerintah sudah mengizinkan, warga yang mengisi datanya ini bisa kita hubungi," ungkap Nidom.

Baca Juga: Ribut-Ribut Vaksin Nusantara, Jokowi: Masa Politikus Ngurusin Vaksin

Berita Terkini Lainnya