TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

May Day 2021, Buruh Jatim Demo Bawa 8 Tuntutan

Pembatalan Omnibus Law tetap jadi tuntutan utama

Ilustrasi tuduhan (IDN Times/Mardya Shakti)

Surabaya, IDN Times - Pandemik tak menghalangi para buruh di Jawa Timur untuk memperingati Hari Buruh yang jatuh pada hari Sabtu (1/5/2021. Mereka menggelar aksi dengan massa lebih banyak di banding unjuk rasa beberapa waktu terakhir. Sekitar 1.000 orang berdemonstrasi membawa delapan tuntutan.

1. Buruh di Jatim demo di May Day di tengah pandemik

Ilustrasi demo. IDN Times/Mardya Shakti

Wakil Ketua DPW FSPMI Jatim, Nuruddin Hidayat mengatakan bahwa pihaknya tetap menggelar aksi May Day di tengah pandemik ini. Namun, jumlah massa dibatasi untuk tetap bisa meneggakkan protokol kesehatan. Aksi ini dimulai sekitar pukul 11.00 WIB dan dipusatkan di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur.

"Evaluasi kami terkait arah kebijakan Ketenagakerjaan secara nasional maupun regional Jawa Timur tidak berpihak kepada pekerja/buruh, bahkan cenderung mereduksi hak-hak pekerja/buruh melalui UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja," ujar Nuruddin, Sabtu (1/5/2021).

Baca Juga: 3 Alasan Isu Pengupahan Selalu Jadi Tuntutan Buruh saat May Day 

2. Tuntutan utama adalah pembatalan omnibus law

Ilustrasi seorang buruh berunjuk rasa di kawasan EJIP (East Jakarta Industrial Park), Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (5/10/2020). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Tuntutan utama yang dibawa adalah pembatalan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau omnibus law. Tuntutan berikutnya adalah mewujudkan Perda Jatim tentang pesangon. Dua desakan ini kerap disuarakan dalam aksi demonstrasi beberapa waktu terakhir.

"Dengan rampungnya pembahasan UU Cipta Kerja, DPRD Jatim harus berkomitmen akan segera melakukan Pembahasan Raperda Jatim tentang Jaminan Pesangon, mengingat Raperda tentang Jaminan Pesangon tersebut juga masuk dalam Prolegda Prioritas tahun 2021," tuturnya.

Baca Juga: Begini Sejarah May Day di Indonesia, Sempat Dianggap Subversif 

Berita Terkini Lainnya