TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Terus Naik, Ini Cara Pemkot Surabaya Gencarkan Tracing

Mulai perincian data hingga penambahan personel tracing

Peta sebaran COVID-19 Jatim, Selasa (23/6). Dok Diskominfo Jatim

Surabaya, IDN Times - Di tengah angka penambahan kasus positif COVID-19 yang terus terjadi, Pemerintah Kota Surabaya berusaha untuk menggencarkan tracing agar bisa mencegah penularan virus corona. Saat ini, Pemkot Surabaya memiliki beberapa strategi baru dalam melakukan tracing.

1. Data pasien lebih dirinci

Kepala Diskominfo Muhamad Fikser saat menjelaskan Aplikasi Isyana di Kantor Diskominfo (3/2). IDN Times/Tarida Alif

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya M. Fikser mengatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menetapkan standar tracing yaitu minimal 25 orang kontak erat terhadap satu pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Untuk mengetahui 25 orang tersebut, saat ini data pasien lebih didetailkan agar diketahui jejak pasien tersebut.

"Misalnya pekerjaan. Kalau dulu pekerjaan ditulisnya hanya wiraswasta misalnya, sekarang harus diperdalam. Pekerjaannya apa, di mana, ketemu sama siapa saja," ujar Fikser, Rabu (24/6).

2. Untuk anak-anak juga dicari tahu tempat aktivitasnya

Kadiskominfo Kota Surabaya M. Fikser. IDN Times/Fitria Madia

Hal serupa juga dilakukan jika yang terjangkit adalah anak-anak. Petugas harus menemukan di mana anak tersebut biasa beraktivitas seperti bermain. Apalagi jika anak tersebut banyak bertemu dengan anak-anak seusianya yang malah lebih berbahaya bagi kondisi mereka.

"Dia anak-anak di umur-umur itu sebarannya seperti apa. Apakah ada warnet untuk game online atau apa. Nanti harus dilihat itu warnetnya juga ditracing," tuturnya.

Baca Juga: Harap Bersabar, Mobil PCR Tulungagung Sementara Hanya untuk Tracing

3. Personel tambahan tracing dikerahkan

Ilustrasi virus corona. Dok. IDN Times

Selain itu, Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menambahkan, pihaknya menambah personel dalam melakukan tracing ini. Jika sebelumnya tracing hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan yang terbagi di Puskesmas masing-masing wilayah, kali iki Satpol PP, Linmas, hingga unsur TNI dan Polri melalui Bintara Pembina Desa (Babinsa) serta Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas).

"Karena memang tenaga dari Dinkes kan terbatas. Kita buat tim gabungan bersama TNI dan Polri juga karena nyatanya di lapangan kan kita bergerak bersama tiga pilar ini," ungkap Febri.

Baca Juga: 22 Dokter Residen FK Unair Terpapar COVID-19, Pemkot Gencarkan Tracing

Berita Terkini Lainnya