TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

ITS Luncurkan PlasmaHub, Pertemukan Pemohon dan Pendonor Konvalesen

Diharap menjadi jawaban kebutuhan plasma konvalesen

Berbagai fitur yang disediakan dalam PlasmaHub ITS dijelaskan dalam video oleh Tim Teknis Kesiagaan Penanganan COVID-19 ITS

Surabaya, IDN Times - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan platform digital yang mempertemukan antara pemohon plasma konvalesen dan para penyintas COVID-19. Platform bernama PlasmaHub ini diharapkan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan plasma konvalesen yang tinggi di masyarakat seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Juga: Inovasi Disinfektan ITS, Diklaim Bisa Basmi 99,99 persen Virus

1. Kebutuhan plasma konvalesen tinggi sementara pendonor bingung

Rektor ITS Prof Ir Mochamad Ashari M Eng PhD ketika membuka sambutannya dalam acara peluncuran platform digital PlasmaHub ITS. Dok. Istimewa.

Rektor ITS Prof Ir Mochamad Ashari MEng PhD menuturkan, ide pembuatan PlasmaHub ini berawal dari maraknya informasi permintaan donor plasma konvalesen di masyarakat. Sedangkan, tingginya permohonan ini tidak sebanding dengan jumlah pendonor. Di saat yang sama, penyintas COVID-19 yang ingin donor tidak menemukan pasien yang sesuai dengan golongan darahnya. Alhasil, PlasmaHub diciptakan agar bisa mempertemukan para pendonor dan pemohon.

“Mulai dari pendonor, penerima donor, hingga pengelola donor PK diharapkan dapat memanfaatkan PlasmaHub ini dengan baik,” ujarnya, Jumat (23/7/2021).

2. PlasmaHub pertemukan pemohon dan pendonor

Manajer Kualitas Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat, dr Saptuti Chunaeni M Biomed, memaparkan mengenai peranan PMI dalam proses donor Plasma Konvalesen ke pasien Covid-19. Dok. istimewa.

 

Ketua Satgas COVID-19 ITS Adjie Pamungkas ST MDevPlg PhD menambahkan, PlasmaHub dapat diakses melalui situs https://plasmahub.its.ac.id// dan berfungsi sebagai bank data para penyedia serta pemohon donor plasma konvalesen. Dengan adanya bank data ini, kecepatan terpenuhinya permintaan donor plasma diharap bisa meningkat.

“Kecepatan ini diharapkan dapat memanfaatkan golden time dari pasien tersebut,” tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur Rois Sunandar Maming mengatakan bahwa hampir setiap hari permintaan terhadap donor PK diterima oleh pengurus HIPMI. Sayangnya, tak semua permintaan tersebut mendapat pendonor hingga pasien meninggal dunia.

“Hadirnya PlasmaHub ini bisa membantu mempertemukan pasien dengan donor yang tepat secara singkat dan menggugah penyintas COVID-19 untuk mendonorkan PK,” tuturnya.

3. Diharap jadi solusi tingginya permintaan plasma konvalesen

Ketua Satgas COVID-19 ITS Adjie Pamungkas ST MDevPlg PhD memaparkan tentang fungsi PlasmaHub ITS yang diluncurkan. Dok. istimewa.

Hal serupa juga disampaikan oleh Manajer Kualitas Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat Dr dr Saptuti Chunaeni MBiomed. Ia menjelaskan bahwa kesulitan yang dialami PMI saat ini salah satunya yaitu terbatasnya donor penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat sesuai standard dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di BPOM, sehingga sedikit sekali yang bisa diambil PK-nya untuk didonorkan pada pasien COVID-19.

PlasmaHub ini, lanjut Saptuti, diharap dapat membantu menyediakan dan mempersingkat penyesuaian antara pendonor dengan pemohon. Plasmahub ITS dan UDD PMI juga dilengkapi surat pengantar dari rumah sakit (RS), sehingga meminimalisir dari pihak tidak bertanggung jawab yang dapat mengambil keuntungan dari krisis ini. UDD PMI pun berperan untuk menghubungkan antara penyintas dan pasien COVID-19 yang membutuhkan donor PK.

“Pada prosesnya, kami tetap berharap kerahasiaan informasi donor ini dapat tetap terjaga dalam platform PlasmaHub,” ungkapnya.

Baca Juga: Jaket Pintar Karya Mahasiswa ITS, Bikin Pendaki Tersesat Cepat Ketemu

Berita Terkini Lainnya