TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pelecehan Seksual Berkedok Tugas Akhir, Ini Pengakuan Korban

Korban lain bersuara, mengaku mendapatkan pelecehan seksual

Pelaku meminta tubuh korban dilakban dan ditutupi kain selama tiga jam dengan dalih bagian dari penelitian. Dok. IDN Times/Istimewa

Surabaya, IDN Times - MFS tak menyangka bahwa permintaan pertemanan di Instagram oleh seorang bernama Gilang tahun lalu akan berujung sebuah tindakan pelecehan seksual. Mahasiswa sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya ini awalnya tak curiga pada Gilang. Terlebih, Gilang baru mengirimkan pesan pribadi kepadanya Jumat (24/7/2020) pekan lalu.

Kepada MFS, Gilang kemudian meminta nomor ponselnya. Ia berdalih butuh bantuan MFS untuk mengerjakan tugas akhir. Permintaan MFS pun cukup aneh, ia meminta agar MF melakukan eksperimen membungkus seluruh tubuhnya dengan lakban dan kain. Tujuannya agar Gilang tahu kondisi emosi korban saat tertekan.  

Curiga, MFS pun sempat menolak. Terlebih, ia tak kenal secara personal dengan pelaku karena berasal dari kampus yang berbeda. Namun, karena Gilang terus memohon, MFS pun mengiyakan permintaannya. "Saya kasihan karena dia semester tua. Bahkan, dia bilang rela bersujud agar saya mau melakukan permintaannya," ujar MFS melalui pesan singkatnya kepada IDN Times, Kamis (30/7/2020). 

Baca Juga: Bersuaralah! Ini 5 Cara Efektif Hadapi Pelaku Pelecehan Seksual

1. MFS menuruti permintaan Gilang keesokan harinya

Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dengan bantuan sang teman, MFS kemudian melakukan eksperimen itu keesokan harinya. Sementara Gilang memandunya lewat percakapan WhatsApp. Proses itu pun tak sebentar, Gilang memintanya melakukan selama tiga jam. MFS pun mengaku marah dengan ekperimen itu. "Saya sesak nafas, panas gerah," ujar MFS. 

Sebaliknya, Gilang tak puas. Ia kemudian meminta MFS untuk gantian membungkus temannya. Meski sempat marah, MFS kembali menuruti permintaan Gilang. Dia semakin kesal saat Gilang mengirim balasan atas foto temannya yang telah terlakban. "Dek, siapanih ganteng," ujar Gilang. Ia juga risih sebab Gilang juga sempat mengirim pesan lain yang menurutnya sudah melecehkan, "Peluk sini". 

Teman MFS sebenarnya sempat minta berhenti dan dibuka mulutnya karena kehausan.  Namun, Gilang menolak memberi izin dengan alasan khawatir ia menjadi emosi dan penyakit vertigonya kambuh. MFS berbalik melawan dan marah. Ia merasa eksperimen penelitian yang dilakukan oleh Gilang tak masuk akal karena memaksa repondennya.

2. Pelaku meminta MFS mengulangi eksperimen tersebut, namun korban menolaknya

Pelaku meminta tubuh korban dilakban dan ditutupi kain selama tiga jam dengan dalih bagian dari penelitian. Dok. IDN Times/Istimewa

Kemarahan MFS tersebut justru membuat pelaku menangis. Bukannya berhenti, Gilang meminta MFS kembali mengulangi eksperimen tersebut. Bahkan, kali ini ia mengancam akan bunuh diri jika tak dituruti. Setelah itu, mereka sempat berhenti berkomunikasi. 

Malamnya, sebuah unggahan pada WhatsApp story Gilang menyebut bahwa kondisinya sedang tidak baik usai bertengkar. Pengunggah story itu menyebut bahwa ia adalah keluarga Gilang. MFS pun meluapkan semua kemarahan kepada sang pengunggah story. Ia juga menolak permintaan ekperimen ulang. Pesan itu tak berbalas hingga saat ini.

Merasa tindakan pelaku adalah pelecehan, MFS mengaku mempertimbangkan untuk membawa kasus ini ke ranah pidana. "Tapi masih lihat nanti." 

Baca Juga: Penting, Ini Alur untuk Melaporkan Kasus Pelecehan Seksual!

Berita Terkini Lainnya