TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pulang dari Guangzhou, Risma Tinjau Lokasi Kebakaran 17 Rumah

Peduli banget sama warganya

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Surabaya, IDN Times - Sepulang dari Guangzhou, Tiongkok, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, langsung meninjau lokasi kebakaran di Kapasan Dalam, Kecamatan Simokerto, Surabaya, Minggu (9/12). Dia ingin mengetahui kenapa api bisa membakar 17 rumah di sini.

Baca Juga: Kebakaran di Kapasan Surabaya, 17 Rumah Dilalap Si Jago Merah

1. Risma marah karena lokasi yang tak karuan

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Berdasarkan pantauan IDN Times, Risma terlihat marah saat melihat lokasi kebakaran. Dia menilai penataan dan akses jalan ke lokasi kebakaran sangat susah. "Ini semua nanti harus dibenahi. Gak bisa kayak gini. Pokoknya hari ini. Kabel-kabel, parkir mobil gini buat akses masuknya pemadam kebakaran susah," tegasnya sambil jalan menuju mobilnya.

2. Akses jalan susah, 17 rumah terbakar 29 KK jadi korban

IDN Times/Ardiansyah Fajar

Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser menyebut ada 17 rumah yang terdampak kebakaran. Setelah didata, ada 29 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban. Dia juga membenarkan kalau memang akses jalan masuk ke lokasi kebakaran sangat sulit.

"Ada parkir mobil warga yang selang-seling (zig-zag). Membuat akses mobil PMK (pemadam kebakaran) susah, sehingga tidak bisa manuver ke titik lokasi melakukan penanganan cepat," katanya saat ditemui di lokasi.

3. Jaringan kabel dan portal menghambat

Dok. IDN Times/Istimewa

Fikser menambahkan, kendala lain adalah jaringan kabel dan portal yang ada di gang masuk lokasi kebakaran. Karena sebenarnya Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai truk brunto yang bisa naik ke atas untuk menyemprotkan air ke obyek kebakaran secara langsung.

"Ada mobil besar, brunto, karena gangnya sempit dan banyak kabel dan banyak portal yg menghambat, maka tidak bisa cepat. Bu Risma minta (Dinas) Ruang Terbuka Hijau, merapikan PJU yang ada," jelasnya.

4. Laporan dari warga terlambat

Dok. IDN Times/Istimewa

Evaluasi lainnya, kata Fikser, bahwa warga ternyata terlambat untuk lapor kepada CC112. "Laporan yang masuk itu terlambat. Kejadian sudah besar, baru telepon CC112. Belum lagi setelah sampai lokasi, ternyata akses jalan dan portalnya menghambat," terangnya.

Baca Juga: Nekat, Oknum Satpol PP Sewakan Mobil Pemadam Kebakaran Tanpa Izin

Berita Terkini Lainnya