Perbandingan i-nose c-19 dengan GeNose Versi Direktur RSI Jemursari
Sama-sama karya anak bangsa, harus didukung keduanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya, dr. Bangun Trapsila Purwaka turut mengomentari dua alat deteksi COVID-19 karya anak bangsa. Keduanya, yakni i-nose c-19 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan GeNose milik Universitas Gadjah Mada (UGM).
1. Sebut tingkat risiko i-nose c-19 kecil dan ideal
dr. Bangun menilai, tingkat risiko penyebaran virus SARS CoV-2 saat melakukan tes i-nose c-19 sangat kecil. Bahkan, dia mengatakan kalau alat tersebut ideal untuk screening lantaran murah, mudah dan cepat. Penemunya, Prof Riyanarto Sarno hanya mematok Rp10 ribu tiap kali tes. Pengetesannya pun hanya membutuhkan 3,5 menit.
"Ini yang membuat ideal mudah-mudahan bisa, tapi saat ini masih dalam tahapan penelitian, jadi nanti mari kita lihat dia dibandingkan dengan PCR," ujarnya, Selasa (23/2/2021).
Baca Juga: Penemu GeNose Tantang Debat, Ini Reaksi Epidemiolog Dicky Budiman
Baca Juga: Masuk Uji Profil, Akurasi Tes Bau Ketiak i-nose c-19 Capai 91 Persen