TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemprov dan Pemkab Magetan Tolak Temboro Disebut Sebagai Klaster

Ada 43 santri dari Malaysia yang positif COVID-19 dari sana

Peta sebaran virus corona di Temboro, Magetan. Dok.IDN Times/Istimewa

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Malaysia mengumumkan 43 warganya yang baru saja pulang dari Pondok Pesantren Al-Fatah, Temboro, Magetan terkonfirmasi positif COVID-19. Kini, Temboro pun dianggap menjadi salah satu klaster oleh pemerintah Malaysia. Sebaliknya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim menyatakan bahwa Desa tersebut belum dapat dikatakan sebagai sebuah klaster.

Menurut mereka, di Magetan baru ada satu klaster, yaitu Bogor. Indikasinya, dari 10 yang terinfeksi corona di Magetan, sembilan di antaranya berasal dari sana. Sedangkan untuk Temboro, baru satu orang yang terkonfirmasi positif.

1. Pasien yang terpapar virus corona tak tinggal di pondok

Ilustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Senada, Pemkab Kabupaten Magetan juga menilai dasar penentuan klaster Temboro kurang kuat. Karena sejauh ini baru satu warga saja yang terkonfirmasi positif. Ditambah, pasien COVID-19 tersebut tidak pernah keluar rumah lantaran kondisinya juga sudah dinyatakan sakit.

"Sekarang dirawat di RS Soedono (Madiun), semakin membaik (kondisinya)," ujar Bupati Magetan, Suprawoto melalui video conference yang ditampilkan di Grahadi Surabaya, Senin (20/4).

"(Pasien) ini bukan bertempat di dalam pondok, tapi beliau yang sakit ini tinggalnya di luar pondok. Beliau jarang sekali berinteraksi dengan orang luar karena sudah sakit," dia melanjutkan.

2. Santri dari Malaysia memang paling banyak

Peta sebaran virus corona di Temboro, Magetan. Dok.IDN Times/Istimewa

Fakta lain di Temboro ialah santri asal luar negeri tidak hanya dari Malaysia. Menurut Suprawoto ada 12 negara yang ikut jemaah tabligh di Ponpes Al-Fatah Temboro. Meski begitu, ia mengakui bahwa santri dari Malaysia memang yang terbanyak.

"Kemudian ketika COVID-19 merebak, kami rakor dengan pengasuh pondok karena (jumlah) santri 22 ribu," kata Suprawoto.

Hasil rapat memutuskan untuk mempercepat kepulangan para santri. Biasanya mereka dijadwalkan pulang pada 10 Ramadan, tapi kali ini dimajukan pada 6 April lalu.

Baca Juga: Santri Temboro Asal Malaysia Positif COVID-19, Ini Kata Bupati Magetan

3. Lebih dari 100 santri memilih pulang terlebih dahulu

Bupati Magetan Suprawoto. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Sebelum pemulangan para santri, Pemkab Magetan menerjunkan Dinas Kesehatan untuk memeriksa para santri. Berhubung alat rapid test yang diterima terbatas, mereka pun hanya melakukan tensi darah dan pemeriksaan suhu tubuh. Hasilnya tidak ada satu pun bergejala COVID-19. Sejauh ini baru 26 orang asal Temboro yang menjalani rapid test. Mereka ialah orang yang mengaku kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kemudian yang dinyatakan sehat baru boleh pulang," ucap Suprawoto.

Adapun khusus santri asal Malaysia, sebagian memilih pulang terlebih dahulu. Dari 400 santri, saat ini masih tersisa 277 orang.

"Kami mengusulkan bahwa nanti semua yang dari Malaysia berisiko tinggi harus jalani rapid test. Kalau hasilnya negatif baru boleh pulang, kalau positif tidak boleh, sebelum sembuh," dia menambahkan.

Baca Juga: Khofifah Benarkan Santri Malaysia Sempat Belajar ke Temboro Magetan

Berita Terkini Lainnya