TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar Unair Sebut Kasus Penendangan Sesajen Bisa Kekeluargaan

Menurutnya bangsa Indonesia perlu belajar saling memaafkan

Tersangka penendang sesajen di Gunung Semeru saat dibawa penyidik Polda Jatim, Jumat (14/1/2022). (IDN Times/Fitria Madia).

Surabaya, IDN Times - Pakar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair), Prof Bagong Suyanto turut berkomentar mengenai kasus penendangan sesajen di kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru. Diketahui, pelaku, Hadfhana Firdaus sudah ditangkap Polda Jatim di Yogyakarta.

Baca Juga: Polisi Libatkan 4 Saksi Ahli dalam Kasus Penendang Sesajen di Semeru

1. Nilai kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan

Pelaku HF penendang Sesajen di Gunung Semeru. (dok. Screenshot video viral)

Prof Bagong justru kontra dengan penangkapan pelaku penendang sesajen tersebut. Menurut dosen di Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) ini, bangsa Indonesia perlu belajar memaafkan dan memahami orang yang tidak mengerti.

"Menurut saya memang, tidak perlu memperpanjang masalah ini sampai ke ranah hukum. Kita bisa menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan dan yang terpenting ketika pelaku sudah meminta maaf maka ya selesai permasalahannya," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (18/1/2022).

"Karena menurut informasi yang saya dapat juga, pelaku tidak berasal dari wilayah Lumajang sehingga mungkin tidak mengetahui adat-istiadat setempat," dia menambahkan.

2. Tidak membenarkan perilaku pelaku

Pelaku tendang Sesajen di Gunung Semeru/dok. Screenshot video viral

Kendati tidak setuju dengan penahanan terhadap Hadfhana, Dekan Fisip Unair tersebut tetap tidak menyetujui tindakan itu. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa multikulturalisme sehingga setiap orang perlu menghargai perbedaan.

"HF kan orang luar daerah yang datang ke komunitas lokal, Maka dia harus berempati dan belajar memahami perbedaan," tegas Prof Bagong.

Hadfhana, sambung Prof Bagong, tidak bisa hanya membenarkan tindakannya sendiri dan menganggap yang lain adalah salah. "Karena nanti akan ada kelompok-kelompok lain yang tersinggung," tuturnya. Dia menuturkan bahwa hal ini bisa menjadi pelajaran bersama.

Baca Juga: Pengacara Penendang Sesajen Nilai Penangkapan Polisi Berlebihan

Berita Terkini Lainnya