TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantan Napiter Ini Sebut Biaya Aksi Terorisme Murah

Bahkan hanya butuh donatur tunggal

Ilustrasi. IDN Times/Sukma Shakti

Surabaya, IDN Times - Aksi bom bunuh diri masih menjadi pilihan utama teroris untuk menyebar ketakutakan ke masyarakat. Tentunya, pertanyaan besar muncul mengenai siapa yang ada di balik layar atas aksi ini.

Beberapa pendanaan aksi bom di Indonesia pun diungkap oleh mantan narapidana teroris (napiter) tiga zaman, Saifuddin Umar atau yang biasa dipanggil Abu Fida pada acara webinar via Zoom bersama IDN Times Jatim bertajuk A New Normal: Terrorism and Digital Acceleration "Sebuah Peringatan Dua Tahun Bom Surabaya", Rabu petang (13/5).

 

1. Pendanaan teroris untuk aksi amaliyah tak mencapai angka miliaran

Suasana di gereja Santa Maria Tak Bercela usai bom meledak 13 Mei 2018. IDN Times/Faiz Nashrillah

Siapa sangka, pendanaan aksi amaliyah rupanya terbilang cukup murah. Abu Fida menyebut bahwa angkanya tidak menyentuh miliaran bahkan triliunan rupiah. Lantaran murah, sebuah amaliah bahkan terkadang hanya butuh penyokong dana tunggal.

"Operasional amaliyah dananya sangat murah. Bukan miliaran atau triliunan, maka harus diwaspadai," ujarnya.

"Pendanaan kalau murah bisa jadi personal atau perorangan," dia melanjutkan.

Baca Juga: Aloysius Bayu, Relakan Nyawa untuk Adang Teroris

2. Sumber dananya ada yang dari luar negeri

Ilustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski begitu, Abu Fida yang juga pernah tergabung dalam Jemaah Islamiyah (JI) mengakui ada sumber pendanaan dari luar negeri. Seperti halnya aksi bom Bali, salah satu donaturnya ialah pendiri Al Qaeda, Osama Bin Ladin.

"Tapi setelah itu tidak dibiayai lagi," ucap Abu Fida. Artinya keberlangsungan kelompok ekstrimis ini kemudian bergerak sendiri pasca melakukan aksi bom.

Baca Juga: Teroris Senang dengan Berita Heboh Aksi Teror

Berita Terkini Lainnya