TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jurus Unair Cegah ‘Kenakalan’ Jalur Mandiri

Yuk intip!

Jajaran Universitas Airlangga meninjau kesiapan fasilitas UTBK, Jumat (3/7). IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Kasus suap penerimaan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi terungkap. Rektor hingga wakil rektornya pun dijadikan tersangka. Melihat kasus ini, Universitas Airlangga (Unair) sesumbar kalau kasus serupa tak akan terjadi. Pasalnya, Unair memiliki sejumlah strategi untuk mencegah terjadinya suap dalam seleksi penerimaan mahasiswa pada jalur mandiri.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih mengatakan, dalam melakukan seleksi mahasiswa baru, Unair mengutamakan akademik atau nilai peserta. “Akademik adalah indikator utama dalam proses seleksi mahasiswa baru pada jalur mandiri. Bukan karena sumbangannya banyak, namun karena memang nilai akademiknya layak untuk dapat diterima,” ujarnya, Kamis (25/8/2022).

Proses penetapan mahasiswa baru itu juga melibatkan berbagai pihak. Seperti dekan fakultas, Badan Penjamin Mutu (BPM), maupun Badan Pengawas Internal (BPI). Dikatakan Nasih bahwa paguyuban rektor selalu mengevaluasi sistem penerimaan mahasiswa jalur mandiri yang telah digunakan.

1. Ada 3 langkah yang dimiliki Unair

Rektor Universitas Airlangga, Prof Moh Nasih saat meninjau pelaksanaan UTBK di UNAIR, Selasa (17/5/2022). (dok. Universitas Airlangga)

Nasih menambahkan, dalam proses penerimaan jalur mandiri, langkah pertama ialah, sosialisasi. Melalui website dan juga media sosial universitas, disosialisasikan bahwa tidak ada pembayaran yang sah selain yang tertera di peraturan rektor, yaitu Uang Kuliah Awal (UKA) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Segala transaksi keuangan tidak masuk dalam rekening pribadi, melainkan melalui rekening universitas.

Kedua, sayembara. Setiap tahun, Unair menyelenggarakan sayembara berkaitan dengan banyaknya orang yang mengaku dapat memasukkan putra-putrinya masuk Unair melalui jalur tertentu. “Masyarakat bisa melaporkan ke kami, maka orang itu (pelapornya) bisa dapat hadiah dari kami. Kami akan sangat senang jika masyarakat mau memberikan informasi yang valid,” kata dia.

Ketiga, peniadaan kunjungan maupun tamu tanpa tujuan spesifik. Nasih menegaskan, menjelang penerimaan mahasiswa baru, pihaknya seringkali mendapat kunjungan yang tidak spesifik tujuannya. “Kami tidak menerima tamu-tamu yang tidak jelas yang pengin ketemu rektor maupun pimpinan. Kami tidak akan temui. Ini untuk menghindari kurupsi, kolusi, dan nepotisme,” ucapnya.

Baca Juga: Cerita Alisya, Mahasiswa UNAIR Peraih Medali Emas di SEA Games Hanoi

2. Diperkuat dengan penggunaan nilai UTBK kemudian punya badan khusus

Rektor Unair, Prof Muhammad Nasih (tengah) bersama Tim Peneliti Vaksin Unair, Prof Ni Nyoman (kanan). IDN Times/Fitria Madia

Selain tiga strategi tersebut, Unair memberlakukan strategi pendukung berupa penggunaan nilai ujian tulis berbasis komputer (UTBK) sebagai seleksi resmi dari pemerintah pusat dalam seleksi mandiri. Strategi ini untuk mereduksi oknum-oknum tertentu yang bermaksud melakukan kecurangan.

Untuk menghindari kolusi, Unair membentuk badan khusus bernama Pusat Pengelola Dana Sosial. Pembentukan PUSPAS untuk menghindari pihak-pihak yang ingin memberikan sumbangan atas nama pribadi. “Bagi orang yang ingin menyumbang, kami tampung dalam mekanisme PUSPAS. Itu juga diaudit,” katanya.

“Semua transparan. Intinya, Unair mengembangkan sistem di mana seluruh penerimaan tidak masuk rekening pribadi,” dia menambahkan.

Baca Juga: Buruan Guys! Jalur Mandiri ITS Ditutup Tanggal 17 Juni 2021

Berita Terkini Lainnya