TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eri: Surabaya Siap Terapkan PPKM Darurat!

Surabaya darurat COVID-19

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (tengah) saat memantau vaksinasi COVID-19, Sabtu (27/2/2021). Dok Humas Pemkot Surabaya

Surabaya, IDN Times - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan kesiapannya untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Pahlawan. Dia pun meminta kepada warga kota untuk patuh. Karena kebijakan yang diambil tidak ada niatan untuk menyengsarakan warga.

"Langkah yang diambil pemerintah, baik itu pusat, provinsi, maupun pemerintah daerah, tidak ada niatan dari pemimpinnya untuk membuat susah masyarakatnya. Keputusan yang diambil adalah sebuah keputusan untuk kemaslahatan umatnya," ujarnya, Kamis (1/7/2021).

Baca Juga: Dalam 10 Hari, 4 Dokter di Surabaya Meninggal Terpapar COVID-19 

1. PPKM Darurat penting, karena COVID-19 naik dan BOR mulai penuh

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin saat meninjau posko penyekatan Suramadu, Rabu (16/6/2021) malam. Dok Humas Pemkot Surabaya

Eri mengatakan, kebijakan PPKM Darurat ini sangat penting. Mengingat kasus COVID-19 terus meningkat. Hal ini berdampak pada keterisian tempat tidur Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit yang hampir mencapai 100 persen. Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini berharap warga mempercayai data yang ada.

"Kondisi Surabaya darurat apa tidak sih? Ada yang mengatakan tidak darurat. Lihat BOR rumah sakit, 100 persen, semuanya 100 persen. Berarti kan sudah darurat. Tapi warga tidak pernah darurat. Gak onok (tidak ada) Covid-19, gak onok (tidak ada) darurat. Omongane gitu (omongannya seperti itu). Ya memang di Surabaya bukan orang Surabaya semua, campur," ungkapnya.

2. Warga yang meninggal karena COVID-19 juga semakin banyak

Ilustrasi meninggal (IDN Times/Mia Amalia)

Lebih lanjut, terkait data kumulatif warga Surabaya yang meninggal karena COVID-19 sekarang ini mencapai 500 orang lebih. Mereka harus dimakamkan secara protokol kesehatan. Sedangkan yang sakit dan masih dalam perawatan, jumlahnya mencapai 652 orang.

"Tinggal memilih yang mana. Mau dua minggu susah disik (dulu), enaknya setahun atau tidak pernah. Atau dilonggarkan dua minggu ini, tetapi setahun perkembangan cuma begitu saja. Tapi yang perlu dicatat adalah tidak ada seorang pemimpin yang kebijakannya itu menyusahkan umatnya," pesannya.

Baca Juga: Baru Usulan, Makan di Restoran Surabaya Dibatasi Sampai Jam 5 Sore

Berita Terkini Lainnya