TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

15 Kabupaten Dikepung Banjir, Ini Rincian Sebab di Tiap Daerah

Stay safe ya geesss

Dokumentasi BNPB

Surabaya, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) merinci penyebab utama banjir 15 kabupaten di Jawa Timur (Jatim). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut bahwa fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia membuat curah hujan tinggi dan air sungai meluap.

1. Madiun tenggelam luapan Sungai Jeroan

Antara Foto/ Fiqih Arfani

Menjadi daerah terparah, bencana alam banjir di Madiun rupanya diakibatkan meluapnya Sungai Jeroan yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Sebanyak 39 desa, 8 kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir sehingga menyebabkan 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir.

"Rumah rusak berat  2 unit, sawah tergenang  253 Ha, tanggul rusak 3 titik, jembatan rusak 2 unit, gorong-gorong rusak 1 unit, dan ribuan ternak terdampak. Bupati Madiun telah menetapkan masa tanggap darurat banjir selama 14 hari yaitu tanggal 6-19 Maret 2019," ujar Sutopo.

Baca Juga: Madiun Dikepung Banjir, Pemkot Surabaya Kirim Dua Truk Bantuan

2. Sebanyak 456 KK di Nganjuk terdampak luapan Sungai Kuncir

Dokumentasi BNPB

Sementara di Nganjuk, banjir disebabkan luapan air Sungai Kuncir di Desa Sonopatik Berbek. Banjir merendam jalan raya dan pemukiman warga di 8 dusun, 3 kelurahan, 12 desa, 6 kecamatan dengan ketinggian 10 - 100 sentimeter. Sebanyak 456 KK terdampak banjir. "Pendataan dan penanganan darurat masih msih dilakukan," kata Sutopo.

3. Ngawi dan Magetan juga terdampak debit sungai naik

Dokumentasi BNPB

Sedangkan di Ngawi, banjir diakibatkan meluapnya Sungai Bengawan Solo di Madiun. Akibatnya, rumah warga sebanyak 4.490 KK di 18 desa, 6 kecamatan di Kabupaten Ngawi dengan terdampak air ketinggian 50-100 sentimeter.

"Di Kabupaten Magetan, air sungai ke jalan desa dari RT 13 sampai dengan RT 17 Desa Ngelang Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Ketinggian air mencapai 125 sentimeter serta menggenangi rumah warga sejumlah 284 rumah," terang Sutopo.

4. Di Sidoarjo rumah tergenang, di Kediri sekolah juga kena banjir

Dokumentasi BNPB

Lebih lanjut, di Sidoarjo, banjir disebabkan luapan Sungai Avoer Krembung II. Luapan itu berdampak pada rumah tergenang sebanyak 498 KK di 3 desa dengan ketinggian 20 - 40 sentimeter.  "Banjir juga terjadi di Kediri, akibat air luapan di Desa Gempolan Gurah, Kediri, menyebabkan SDN Gembolan 1 terendam air setinggi 30-50 cm," beber Sutopo.

5. Bojonegoro, Tuban, Gresik dan Lamongan juga terdampak luapan sungai

Dokumentasi BNPB

Kemudian di Bojonegoro, banjir diakibatkan  meluapnya air Sungai Pacal yang berdampak pada 23 desa, 8 kecamatan. Ketinggian air 30 - 40 sentimeter. "Sebanyak 1.382 rumah dan 121 hektar sawah terendam banjir," kata Sutopo.
 
Banjir juga merendam wilayah di Kecamatan Parengan akibat meluapnya Sungai (Kali) Kening. Sehingga 10 desa di Kecamatan Parengan terendam dan berdampak pada persawahan tergenang 140 Ha, rumah tergenang 620 KK, jalan poros tergenang dengan ketinggian 20 - 90 sentimeter, kantor pemerintahan tergenang 3 unit, sekolah tergenang 4 unit dan tempat ibadah tergenang 7 unit.

"Untuk di Gresik, banjir akibat luapan Kali Miru berdampak pada 3 kecamatan, Kedamaean, Driyorejo, Dukun dengan ketinggian 20 - 100 sentimeter dan rumah tergenang 90 rumah," jelas Sutopo.

Selain itu, luapan Bengawan Solo merendam 9 desa di 3 kecamatan yaitu di Kecamatan Laren, Maduran dan Babat, Lamongan. Tanggul Sungai Bengawan Solo jebol sepanjang 70 meter.

"Banjir juga menyebabkan  terputusnya akses masuk menuju Dusun Sawo Desa Jangkungsumo sehingga masyarakat harus melewati jalur memutar untuk kedaerah lain. Lebih dari 60 rumah terendam banjir," ungkap Sutopo.

Baca Juga: 15 Kabupaten di Jatim Dikepung Banjir, 12.485 KK Terdampak

Berita Terkini Lainnya