TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Terpilih Secara Aklamasi, Ini Harapan Presiden KAI yang Baru

Perbanyak LBH untuk berikan bantuan hukum secara gratis

Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI), Siti Jamaliah Lubis (tiga dari kanan) meminta seluruh DPC KAI mendirikan LBH. IDN Times/ Alfi Ramadana

Batu, IDN Times - Siti Jamaliah Lubis terpilih sebagai Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) periode 2019-2024 secara aklamasi. Perempuan yang akrab disapa Mia Lubis itu punya keinginan agar para advokat tak hanya berpikir soal uang semata. Namun juga harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

1. Perintahkan DPC untuk dirikan LBH

Presiden KAI yang baru, Mia Lubis (tiga dari kanan) meminta seluruh anggota KAI untuk memiliki kepekaan sosial. IDN Times/ Alfi Ramadana

Selain menyolidkan anggota di seluruh Indonesia, Mia Lubis juga meminta DPC KAI se-Indonesia untuk mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Keberadaan LBH tersebut dinilai sangat penting untuk bisa membantu masyarakat tidak mampu mendapatkan bantuan hukum secara gratis.

"Saya targetkan tahun 2020 semua DPC KAI sudah memiliki Lembaga Bantuan Hukum. Tugasnya tentu saja membantu masyarakat tidak mampu untuk mendapat hak hukum serta keadilan," paparnya Sabtu malam (16/11). 

Baca Juga: RKUHP: Ahli dan Advokat yang Lebih Pintar dari Hakim Bisa Dipidana

2. Bersinergi dengan pemerintah daerah

Presiden KAI Indonesia, Mia Lubis saat acara penutupan kongres di Batu. IDN Times/ Alfi Ramadana

Nantinya, setelah berdiri, LBH tersebut harus membangun sinergi dengan pemerintah daerah. Baik dari level kabupaten/kota dan juga provinsi. Sehingga, LBH tersebut benar-benar bisa bermanfaat bagi masyarakat yang memerlukan bantuan hukum. Bukan sekadar menjalankan program saja. 

"Kami akan terus komunikasikan hal ini dengan pemerintah daerah maupun provinsi," imbuhnya. 

3. Advokat harus miliki etika

Presiden KAI yang baru mengakui akan bersikap tegas terhadap seluruh anggotanya. IDN Times/ Alfi Ramadana

Mia Lubis juga nenyebutkan bahwa seorang advokat harus memiliki etika. Hal itu demi mewujudkan lahirnya sosok advokat yang profesional dan berintegritas.

"Tak boleh hanya memikirkan uang saja. Mereka harus mulai peduli terhadap masyarakat kurang mampu agar bisa mendapatkan bantuan hukum," sambungnya. 

Baca Juga: Bronto Skylift Beraksi Padamkan Api yang Bakar Kantor Advokat Surabaya

Berita Terkini Lainnya