TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pipa Pecah, Warga Perumahan Bulan Terang Utama Tak Teraliri Empat Hari

Pipa pecah sebabkan layanan air mandek

Kebocoran pipa PDAM bukanlah yang pertama terjadi. Dok/ Humas Pemkot Malang

Malang, IDN Times - Kasus pecahnya pipa PDAM kota Malang di kawasan Jl Kidal, Tajinan berdampak cukup besar. Pelayanan terhadap 26 ribu pelanggan terganggu. Bahkan beberapa titik seperti di kawasan Kedungkandang maupun Madyopuro bahkan sudah tak teraliri air lebih dari empat hari. Kondisi tersebut tentu saja menyulitkan bagi warga. Apalagi air merupakan kebutuhan mereka sehari-hari. 

1. Mengandalkan dropping air

Walikota Malang melihat langsung pipa PDAM yang me galami kebocoran. Dok/ Humas Pemkot Malang

Setidaknya dalam sepekan terakhir dua kali pipa PDAM pecah dengan jarak antar lokasi pecah tidak terlalu jauh. Kondisi tersebut tentu saja membuat aliran air kepada masyarakat terhenti. Hal itu seeprti diungkapkan Avirista Midada, salah seorang warga Perumahan Bulan Terang Utama, Kedung Kandang. Ia mengakui bahwa air di perumahan tempat ia tinggal sudah tak mengalir sejak hari Sabtu. 

"Sudah mengajukan permohonan dropping air sejak sabtu untuk dua RT. Tapi masih belum disetujui," ucapnya Kamis (16/1). 

2. Andalkan suplai air dari kran perumahan

Dropping air menggunakan truk tangki mulai didistribusikan ke wilayah terdampak kerusakan pipa PDAM. IDN Times/ Alfi Ramadana

Untuk sementara, sembari menunggu dropping air, ia mengandalkan air dari kran perumahan. Posisi kran tersebut berada di rumah pegawai perumahan. Hal itu saja cukup menyulitkan bagi masyarakat. Sebab, mereka jug harus antri untuk bisa mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. 

"Air itu dari sumur perumahan. Tetapi tidak setiap jam nisa diambil. Hanya waktu-waktu tertentu saja. Jarak dari rumah sekitar 20 meter jadi istilahnya ngangsu," tambahnya. 

Baca Juga: Pembangunan Pipa Baru, PDAM Kota Malang Minta Bantuan Kemen PUPR

3. Sejak Desember sudah mati sebanyak tiga kali

Masyarakat secara bergantian mengambil air untuk kebutuhan mereka. IDN Times/ Alfi Ramadana

Terlepas dari itu, Avirista mengakui bahwa air ditempat tinggalnya memang kerap mati. Sejak bulan Desember setidaknya sudah tiga kali mati. Hingga akhirnya pada bulan Januri ini air tak mengalir karena pipa air PDAM pecah. Hal itu mengakibatkan air dikawasan Perumahan Bulan Terang Utama tak mengalir sejak lima hari lalu. 

"Bulan Desember sudah mati tiga kali. Tetapi tagihan airnya justru mahal. Januari meningkat dari Rp 23 ribu menjadi Rp 35 ribu," sambungnya. 

Baca Juga: Usai Dilakukan Perbaikan, Pipa PDAM Kota Malang Kembali Pecah Lagi 

Berita Terkini Lainnya