TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Busyro Muqqodas Tegaskan Taliban di KPK Bukan Radikalisme Agama

Ia menduga ada yang sengaja mempolitisasi

IDN Times/Fitria Madia

Surabaya, IDN Times - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, mengatakan sebutan "taliban" tak ada kaitannya dengan ajaran radikalisme. Oleh karena itu ia mempertanyakan permasalahan yang belakangan ini muncul akibat sebutan Polisi Taliban di KPK.

1. Sebutan taliban telah ada sejak lama

Foto hanya ilustrasi. (twitter.com/thehill)

Busyro menceritakan, ketika ia pertama kali bergabung di KPK, sebutan taliban tersebut telah ada. Tak berkaitan dengan agama, taliban ini dimaksudkan sebuah sikap militan dalam bekerja yaitu memberantas korupsi di Indonesia.

"Waktu saya masuk itu sudah ada istilah taliban. Saya heran, loh kok taliban? Ternyata taliban itu menggambarkan militansi orang-orang Afghanistan," ujarnya di Kantor DPW Muhammadiyah Jatim, Sabtu (15/9).

Baca Juga: Sandiaga Uno Tak Sepakat Pegawai KPK Berstatus ASN

2. Sebutan taliban tidak berkaitan dengan agama

Military Times

Busyro menyangkal taliban di tubuh KPK dikaitkan dengan ajaran radikalisme agama. Pasalnya menurut Busyro KPK terdiri dari berbagai macam orang dengan agama dan kepercayaannya masing-masing sehingga tak mungkin dipukul rata menjadi radikal semua.

"Ini ada yang Kristen, ini Kadek beragama Hindu, ini Novel CS Islam. Jadi mereka biasa-biasa saja. Jadi taliban itu gak ada istilahnya dalam konteks radikal," lanjutnya.

3. Menyayangkan materi anti radikalisme jadi tes Capim KPK

Profil 10 capim KPK. (IDN Times/Muhammad Arief)

Ia pun mempertanyakan bagaimana isu taliban di KPK menjadi buah bibir masyarakat bahkan digunakan menjadi alat untuk melemahkan KPK. Bahkan menurut Busyro materi tentang anti radikalisme juga ikut masuk dalam tes calon pimpinan KPK lalu.

"Pansel itu gak punya pekerjaan, gak punya konsep. Ada tiga guru besar, materi psikotesnya pakai isu-isu radikalisme, tapi pertanyaan-pertanyaannya itu childish banget, misalnya kalau ada bendera merah putih menghormati itu bagaimana, kayak anak SMP itu," tanyanya.

Berita Terkini Lainnya