TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bom Bunuh Diri Medan, Ini Analisis Ali Fauzi

Pelaku diduga masih amatir

Mantan instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah, Ali Fauzi. IDN Times/Afriani Susanti

Surabaya, IDN Times - Mantan instruktur perakitan bom Jemaah Islamiyah (JI) Jawa Timur (Jatim), Ali Fauzi angkat bicara adanya aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11) pagi. Lantaran aksi tersebut tak menimbulkan korban jiwa, Ali pun menilai bahwa pelaku tak paham perencanaan dan pelaksanaan.

1. Pelaku masih amatir

Situasi Mapolrestabes Medan usai ledakan bom bunuh diri, Rabu (13/11). IDN Times/Yurika Febrianti

 

Skema serupa, kata Ali, kian kerap terjadi dalam sembilan tahun terakhir. Misalnya kejadian di Mapolres Poso pada tahun 2013 lalu. Pemuda asal Lamongan, ZA nekad meledakan diri. Namun, tak ada korban jiwa. Kemudian aksi pria berinisial NR meledakan diri menggunakan sepeda motor di Mapolresta Surakarta pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa para bomber ini hanya bermodal nekad.

"Yang penting melakukan. Urusan ada korban polisi itu belakangan," ujar Ali kepada IDN Times, Rabu (13/11).

Pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) ini menilai bomber yang melakukan aksi masih amatir. Pelaku dinilai kurang observasi, belum paham sasaran dan tidak tahu apa yang dilakukan ketika di TKP. "Pelaku tidak paham perencanaan dan pelaksanaan amaliyah," tegas Ali.

2. Pelaku sel bergerak bukan sel tidur

Mantan instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah, Ali Fauzi. IDN Times/Afriani Susanti

Meski begitu, pria yang juga pegiat program deradikalisasi ini melihat para bomber bukanlah sel tidur. Mereka termasuk sel bergerak dan masih ada benang merah dengan penusuk mantan Menpolhukam, Wiranto di Pandeglang, Abu Rara.

"Saya yakin pelaku masih terkoneksi dengan jaringan yang lakukan aksi teror," kata Ali.

Ia menyebut basis kelompok teroris memang ada di Medan. Analisa ini diambilnya dari data yang dulu, karena ada perampokan Bank CIMB Niaga Medan. Perampokan itu dilakukan 16 orang dan menewaskan seorang Brimob.

"Medan, Sumut bagian daripada basis pergerakan kelompok ini. Beberapa orang Medan banyak yang join dengan ISIS berangkat ke Suriah tidak sedikit," beber Ali.

Baca Juga: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Kutuk Keras Bom Bunuh Diri di Medan

3. Diduga terpacu oleh fatwa liar imam ISIS

Terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan terekam CCTV. YouTube/KompasTV

Ali bahkan menyebut bomber dan teroris yang masih eksis di Indonesia saat ini ialah Jaringan Ansharut Daulah (JAD).  Jaringan yang satu ini dinilainya masih kuat dan tumbuh berkembang di Indonesia. Ia menyebut JAD merupakan afiliasi ISIS baik di Suriah maupun Iraq.

"Belakangan paling banyak lakukan aksi (teror) itu grup JAD afiliasi ISIS di Suriah dan Iraq," katanya.

Aksi ini, lanjut Ali, semakin marak karena ada fatwa liar dari imam ISIS. Ia membocorkan satu fatwa tersebut yang dinilainya sangat membahayakan.

"Kalian tidak usah datang ke Suriah. Kalian tidak usah datang ke Iraq. Bermainlah di kampung halaman kalian masing-masing. Bunuhlah polisi. Kalau mampu menggunakan bom. Kalau tidak mampu menggunakan pisau atau parang, apa yang kalian mampu. Yang penting mereka merasa tidak aman," ungkapnya.

Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Medan Pakai Jaket Ojol, Polisi: Itu Penyamaran

Berita Terkini Lainnya