Tradisi Buang Pengantin di Banyuwangi, Solusi Pasangan Beda Arah
Percaya atau tidak, tapi tradisi tidak boleh disepelekan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyuwangi, IDN Times - Orang bijak dalam adat Jawa menyebut, menikahlah karena butuh bukan lantaran ingin. Dalam sebuah kepercayaan Jawa di beberapa desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menikah bukan soal urusan cinta semata. Ada sebuah semacam tradisi yang mengakar bagi masyarakat Jawa khususnya, tentang pantangan memilih calon jodohnya.
Salah satu pantangan yang paling populer diketahui adalah perbedaan mata angin atau arah rumah. Dalam istilah setempat disebut ngetan-ngulon. Secara harfiah, arah yang dilarang adalah pertemuan sudut Tenggara dan Barat Laut.
Baca Juga: Layang-layang Berujung Petaka, Rumah di Banyuwangi Hangus Terbakar
1. Hal buruk menimpa jika melanggar ketentuan arah
Menurut Supardi (62), seorang sesepuh dari Desa/ Kecamatan Siliragung, mayakini jika pantangan tersebut dilanggar, maka rumahtangga mempelai akan diwarnai problem yang kontinyu. Maka dari itu, seluruh anak dan keturunannya tidak berani untuk melakukan pernikahan ngetan-ngulon ini.
"Bapak saya dulu mengajarkan begitu. Maka anak-anak saya juga sama, itu (pernikahan ngetan-ngulon) tidak boleh dilakukan," kata Supardi, Rabu (31/5/2023).
Putri bungsu Supardi pun dulunya harus menelan pahit dari kepercayaan ini. Asmaranya harus kandas saat dilarang keras untuk menikahi seorang pria yang bertentangan arah rumah. Meski awalnya dipaksa patuh, namun pernikahan si bungsu Supardi ini berlangsung langgeng hingga saat ini memiliki 2 anak.
"Itu anak saya, nyatanya juga langgeng sampai sekarang. Dulunya ngeyel mau nikah dengan orang sana (beda arah)," ungkap Supardi sembari menunjuk arah.
Baca Juga: Aroma Magis Tradisi Saulak Kampung Mandar Banyuwangi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.