TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pria di Malang Sulap Rumahnya Bak Klenteng

Rumah Nur Hasim jadi yang paling mencolok di perkampungan

Penampakan Rumah Cina milik Nur Hasim. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Malang, IDN Times - Ada yang berbeda dari salah satu rumah di Jalan Sanan Gang 11 Nomor 46, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Rumah milik Nur Hasim (66) terlihat paling mencolok karena memiliki desain menyerupai klenteng.

Sejak memasuki rumah, kita akan disambut ornamen-ornamen naga hingga lampion. Rumah tersebut juga didominasi dengan warna merah khas klenteng yang diyakini orang China melambangkan keberuntungan dan kegembiraan.

Nur Sahid sendiri mengaku kalau dirinya bukanlah keturunan China, ia bahkan beragama Islam. Ia mengatakan kalau menyulap rumahnya seperti klenteng hanya karena menyukai budaya negeri Tirai Bambu.

"Saya ngecat sendiri, untuk detail-detailnya terinspirasi dari buku. Sementara hiasan seperti patung sampai keramik saya berburu di tukang loak," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (18/01/2023).

Baca Juga: Sambut Imlek, Baju Dewa di Klenteng Tulungagung Diganti Warna Merah 

1. Mulai merenovasi sejak 2006

Penampakan Rumah Cina milik Nur Hasim. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Nur Hasim mengungkapkan jika sejak 1980an rumahnya hanyalah rumah-rumah biasa pada umumnya. Ia lalu memiliki ide untuk merubah rumahnya menjadi menyerupai klenteng pada 2006.

"Pada 2006 saya mengawali untuk merubah rumah ini jadi seperti ini dengan dicat merah. Inspirasi membuat detailnya karena sering keluar ke klenteng dan rumah-rumah orang. Saya berpikir bagaimana agar rumah saya unik," bebernya.

Untuk mengecat seluruh rumahnya, Nur Hasim butuh waktu 8 bulan. Kemudian ia menambahkan detail-detail seperti keramik, lampion, pagar, hingga patung-patung logam khas Cina.

Selama melakukan renovasi yang cukup radikal ini, ia mengaku tidak pernah ada pertentangan dari keluarga. Sehingga rumah yang diisi 5 orang ini bisa total direnovasi.

2. Perlu perawatan ekstra

Nur Hasim, pemilik Rumah Cina. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Rumah dengan detail yang cukup rumit ini ternyata memiliki perhatian khusus agar tetap terlihat indah. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual buku dan tempe ini mengaku harus menyisihkan uang untuk melakukan perawatan.

"Perawatannya kadang-kadang perlu modal atau dana. Jadi kalau ada dana sia-sia maka langsung dikerjakan, kalau tenaganya masih kuat maka langsung lanjut," ucapnya.

Ia menceritakan yang menjadi tantangan dalam perawatan rumah ini adalah cat yang memudar akibat hujan dan panas. Kemudian lumut yang mudah tumbuh karena lingkungan rumahnya yang lembab.

Tapi ia ternyata mendapatkan bantuan cat dari Universitas Brawijaya. Selain itu ia juga mendapat bantuan lampion untuk memperindah rumahnya.

Baca Juga: 5 Klenteng Tertua di Jawa Timur, Bisa Buat Wisata Religi

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya