TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kartini Masa Kini, Bupati Ipuk Perjuangkan Kesetaraan Perempuan

Sosok Kartini masa kini dalam Bupati Banyuwangi

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. (Dok. Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi, IDN Times - Pada Selasa (21/03/2023), bangsa Indonesia akan merayakan hari Kartini yang juga diperingati tiap tahunnya. Kini sudah banyak sosok-sosok kartini masa kini yang menempati lini-lini penting negeri ini. Tapi di sisi lain, masih banyak perempuan di pelosok-pelosok daerah yang tidak mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki.

Seperti yang diperjuangkan oleh Bupati Banyuwangi saat ini, Ipuk Fiestiandani. Bupati perempuan asal Banyuwangi ini mengungkapkan masih ada perempuan di Banyuwangi yang belum mendapat hak yang setara. Oleh karena itu, ia berjuang membuat program-program agar perempuan bisa berdiri setara.

Baca Juga: 5 Inovasi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani

1. Ipuk mendorong peningkatan pendidikan untuk perempuan di Banyuwangi

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani (kanan), saat mengunjungi salah satu rumah warga. (Instagram/@ipukfdani)

Perempuan berhijab ini mengakui kalau di Banyuwangi masih ada stigma kalau perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Bahkan ada budaya kalau perempuan sudah lulus SMP dan belum menikah, mereka dianggap tidak laku. Maka perlu kerja keras untuk mematahkan stigma tersebut.

Ipuk dan timnya terus mengajak masyarakat untuk meningkatkan kapasitas pendidikan anak-anak perempuan di Banyuwangi. Ia juga terus memberikan fasilitas tidak hanya beasiswa, tapi juga membuat sebuah forum untuk saling mengingatkan satu sama lain. Dan di sekolah-sekolah dirinya membuat duta pernikahan dini yang melibatkan anak-anak, mereka akan jadi tutor untuk anak sebayanya agar menyuarakan bahaya pernikahan dini jika ada indikasi teman sebayanya akan dinikahkan setelah lulus SMP.

"Kita juga ada Ruang Rindu, itu adalah fasilitas bagi perempuan yang mengalami kekerasan, masalah keluarga, masalah sosial," terangnya saat acara Real Talk with Uni Lubis pada Senin (20/03/2023).

2. Program untuk peningkatan kualitas SDM Perempuan di Banyuwangi

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani (kanan), saat mengunjungi salah pedagang. (Instagram/@ipukfdani)

Perempuan 48 tahun ini menceritakan sebenarnya di Banyuwangi ada cukup banyak program untuk perempuan. Di antaranya Musrenbang untuk perempuan, anak, dan disabilitas. Penerimaan Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi juga memiliki program pemberdayaan untuk kepala rumah tangga perempuan, pemberdayaan bagi mantan pekerja migran perempuan, kemudian bantuan alat usaha untuk masyarakat kurang mampu.

"Biasanya usaha-usaha kecil di desa-desa itu dijalankan oleh ibu-ibu seperti cilok, bakso, dan usaha toko/warung yang modalnya biasanya cuma Rp500 ribu. Ini kita support dengan program Warung Naik Kelas. Kemudian kita juga ada bantuan beasiswa yabg sebenarnya untuk laki-laki dan perempuan, tapi ternyata penerimanya paling banyak adalah perempuan," jelasnya.

Selain itu, yang menarik adalah program Warung Naik Kelas. Dimana pedagang-pedagang kecil akan mendapatkan bantuan berupa alat-alat usaha untuk meningkatkan kualitas produk mereka mulai dari higienitasnya dan produknya, usaha-usaha ini akan terus dipantau untuk memenuhi apa yang kira-kira mereka butuhkan lagi.

"Sebagai bupati perempuan, keteladanan ini harus bermanfaat untuk banyak perempuan di Kabupaten Banyuwangi," tegasnya.

3. Profil Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang menginspirasi

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. (Instagram/@ipukfdani)

Perempuan kelahiran 10 September 1974 ini sejak kecil mengatakan kehidupannya seperti anak-anak pada umumnya yabg suka bermain. Namun, ia memiliki orangtua yang ketat terhadap pendidikan anaknya. Ia setiap libur sekolah pasti diajak ke toko buku untuk menunjang pendidikannya. Setidaknya dalam seminggu, 3 kali Ipuk diajak ke toko buku, sementara 1 hari ia habiskan untuk berwisata bersama keluarga.

"Tapi saya di sekolah bukan murid yang pintar atau yang suka dapat juara. Tapi saya belajar dari pengalaman, belajar dari lingkungan sekitar saya, dan saya memang senang kegiatan-kegiatan sosial yang membuat saya mendapat banyak ilmu," beber perempuan asal Magelang ini.

Ibu satu anak ini memang lebih banyak mendapatkan pembelajaran dari luar kelas. Ia saat kuliah aktif dalam himpunan mahasiswa. Oleh karena itu, ia terbilang aktif dalam berorganisasi.

Saat menjadi kepala daerah, sosok suami sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Abdullah Azwar Anas yang menginspirasi dirinya menjadi sosok pemimpin yang daoat diandalkan. Ia mengatakan selalu memperhatikan bagaimana suaminya bertranformasi dari jabatan satu ke jabatan lainnya. 

"Lalu ada pelajaran psikologi sosial bahwa sebagian politisi itu tidak boleh baperan. Kemudian memiliki banyak teman itu penting. Kesuksesan itu bukan satu-satunya kita yang berhasil, tapi bagian dari banyak orang yang mendukung kita. Dan di satu sisi saya banyak berkegiatan sosial, dari situ juga saya banyak belajar juga," paparnya.

Baca Juga: Bupati Ipuk Geber Program Ongkir Gratis UMKM ke Seluruh Indonesia

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya