5 Inovasi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani

Bupati perempuan ini doyan banget kuliner pedes loh

Banyuwangi, IDN Times - Ipuk Fiestiandani, adalah sosok pemimpin ke-28 di Bumi Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur. Bupati perempuan ini dilantik pada 26 Februari 2021 dan resmi menggantikan bupati sebelumnya Abdullah Azwar Anas yang kini menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Menpan-RB).

Meski belum genap 24 bulan menjabat, namun Ipuk Fiestiandani sudah menunjukkan gaya kepemimpinan yang tak kalah gercep dari bupati sebelumnya. Beragam program dan inovasi baru telah diluncurkan. Semua inovasi ini dimaksudkan Ipuk untuk percepatan pemulihan ekonomi masyarakat akibat wabah pandemi COVID-19.

Maka tak heran bila Banyuwangi berulangkali dinobatkan sebagai daerah terinovatif se-Indonesia dalam rangkaian Innovative Government Award (IGA) oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Di tahun 2021, Banyuwangi meraih nilai tertinggi, bahkan mengalahkan peringkat pertama di klaster provinsi dan kota. Berikut 5 inovasi Ipuk Fiestiandani sejauh ini, Selasa (27/9/2022).

1. Fasilitasi pelatihan, kemudahan ngurus PIRT dan NIB pengusaha rumahan 

5 Inovasi Bupati Banyuwangi Ipuk FiestiandaniBupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat mengunjungi pengusaha warung. (Dok. Humas Pemkab Banyuwangi)

Melalui inovasi ini, Pemkab Banyuwangi telah memfasilitasi serangkaian pelatihan untuk pelaku usaha rumahan. Pelatihan ini dilakukan agar UMKM bisa lulus dalam pengurusan sertifikat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Sedikitnya ada 800 pelaku UMKM yang sudah merasakan program ini. Selain itu, mereka juga diajarkan mengenai branding, marketing dan packaging dan jaminan mutu keamanan pangan serta sertifikasi halal.

Inovasi ini dilakukan agar para UMKM bisa bertahan dari penurunan ekonomi nasional selama pandemi berlangsung. Diharapkan, produk-produk UMKM di Banyuwangi bisa menjangkau pasar yang lebih luas lagi. Selain itu, para pengusaha rumahan itu juga diberikan Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Perseorangan.

“Dengan izin NIB dan sertifikasi PIRT, produk usaha rakyat akan semakin dipercaya oleh konsumen. Harapannya tentu saja produk pangannya makin laris, para pelaku UMKM semakin sejahtera," kata Ipuk.

Selain izin, secara bersamaan Ipuk juga meluncurkan Warung Naik Kelas (Wenak). Inovasi ini berupa perbaikan warung kecil dan memberikan bantuan alat-alat usaha sesuai kebutuhan pemilik warung serta pemberian modal.

Baca Juga: Mengenal Ipuk Fiestiandani, Perempuan Kedua yang Memimpin Banyuwangi

2. Homestay berkualitas hotel, jaminan mutu pelayanan setiap pelancong 

5 Inovasi Bupati Banyuwangi Ipuk FiestiandaniSalah satu homestay di Banyuwangi. (dokumentasi humas Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi adalah salah satu daerah yang recomended untuk berlibur. Selain wisatanya yang indah serta kulinernya yang enak, di Banyuwangi juga banyak homestay berlevel hotel. Bertumbuhnya homestay ini berkat inovasi Homestay Naik Kelas yang baru-baru ini terus ditingkatkan oleh Ipuk.

Malalui inovasi ini, Pemkab Banyuwangi berupaya meningkatan kualitas homestay dari sisi SDM, pelayanan, hingga sarana prasarana guna menjamin kenyamanan para pelancong yang menginap. Inovasi ini, bahkan juga sudah diakui oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai salah satu inovasi paling top. Inovasi ini bahkan terbukti mampu meningkatkan PAD dari sisi pajak. Di tahun 2020 yang hanya Rp340 juta meningkat menjadi Rp393 juta pada 2021.

"Lewat Homestay Naik Kelas kami buatkan standar fasilitas pelayanan sehingga fasilitas dan pelayanan mereka bisa bersaing, tidak kalah dengan hotel berbintang," ujar Ipuk.

3. Bunga Desa, bupati ngantor di desa sembari blusukan cari persoalan

5 Inovasi Bupati Banyuwangi Ipuk FiestiandaniAktivitas Ipuk Fiestiandani saat pindah kantor di desa. (dokumentasi humas Pemkab Banyuwangi)

Bupati ngantor di desa (Bunga Desa), ini merupakan inovasi yang saat ini paling disukai oleh masyarakat luas, terutama kelompok ibu-ibu rumah tangga. Selain bisa bertatap muka, melalui Bunga Desa ini masyarakat bahkan bisa mengadu langsung ke Ipuk Fiestiandani.

Ipuk menjelaskan, program bupati berkantor di desa adalah cara yang dia lakukan bersama Wakil Bupati Sugirah untuk menjemput bola berbagai urusan warga. Selain tetap mengoordinasikan program skala kabupaten, Ipuk langsung berupaya menuntaskan urusan warga di desa itu. Di setiap desa, urusan warga dibagi menjadi dua kategori berdasarkan solusi, yaitu jangka pendek dan jangka menengah-panjang.

”Ada urusan yang solusinya jangka pendek, bisa cepat. Ada yang perlu waktu seperti infrastruktur,” ujar Ipuk.

Dari segi sektor, urusan yang dituntaskan seperti kesehatan, pendidikan, administrasi kependudukan, sertifikat rakyat, jaminan sosial, pertanian, peternakan, perikanan, UMKM, kepemudaan, rumah tinggal, dan sebagainya.

Dari rutinitas ngantor di desa-desa secara bergiliran inilah, Ipuk juga blusukan ke perkampungan. Memastikan bahwa setiap inovasi dan program Pemkab Banyuwangi berjalan lancar dan tepat sasaran. Apabila ada masyarakat yang masih mengeluh, Ipuk bahkan tak segan mengomeli jajarannya untuk segera evaluasi perbaikan kerja.

4. Teman usaha rakyat, pendampingan UMKM melekat

5 Inovasi Bupati Banyuwangi Ipuk FiestiandaniIpuk Fiestiandani saat melihat usaha masyarakat. (dokumentasi humas Pemkab Banyuwangi)

Pemkab Banyuwangi juga telah membentuk dan meluncurkan 'Teman Usaha Rakyat'. Inovasi ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mendorong para pengusaha kecil mendapatkan cuan banyak. Ipuk menyebut, inovasi ini dilakukan melalui tim yang diberi tugas khusus untuk mendampingi peningkatan kelas UMKM.

Sejumlah materi yang diberikan kepada tim Teman Usaha Rakyat antara lain business model canvas, landing page dan google business, copywriting, strategi marketplace, desain, dan manajemen media sosial.

5. Banyuwangi Rebound, inovasi paket komplit 

5 Inovasi Bupati Banyuwangi Ipuk FiestiandaniBanyuwangi Rebound. (dokumentasi humas Pemkab Banyuwangi)

Banyuwangi Rebound, adalah spirit Ipuk Fiestiandani untuk memulihkan, memajukan serta membangun Banyuwangi. Inovasi yang sempat macet, program yang sedang terkendala, pembangunan yang terhambat, semuanya akan dituntaskan melalui Banyuwangi Rebound ini. Banyuwangi Rebound, merupakan sebuah gerakan multisektor yang menggerakan semua aspek untuk bangkit dari dampak pandemi.

"Ini ibarat pebasket yang gagal melesakkan bola ke ring. Di situasi seperti inilah, kita harus rebound mengambil kesempatan tersebut untuk menuntaskannya menjadi poin atau gol. Kami kembali gerakkan program Bunga Desa ini untuk menularkan spirit Banyuwangi Rebound sampai ke desa-desa. Kami ingin mengajak semua bergerak bersama," ungkap Ipuk.

Ipuk menyebut Banyuwangi Rebound memiliki 3 pilar dasar. Yakni, tangguh pandemi, pulihkan ekonomi, dan merajut harmoni. Sedangkan pondasi yang menopangnya adalah pelayanan publik yang ekselen dan partisipasi aktif publik. Tiga hal inilah yang selalu mewarnai serangkaian agenda Bunga Desa.

"UMKM menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi. Kami terus mensupport dengan berbagai kebijakan agar pertumbuhan mereka tetap terjaga. Seperti halnya program UMKM naik kelas, gerakan ASN Belanja, bantuan alat usaha, dan berbagai program lainnya," cetus Ipuk Fiestiandani. 

Baca Juga: Bertemu Bupati Ipuk, Ayumi Berbagi Pengalaman jadi Pasibraka Nasional

Agung Sedana Photo Community Writer Agung Sedana

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya