UISI Gresik Terapkan Sistem Belajar Langsung di Laboratorium Hidup
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gresik, IDN Times - Mendengar kata Universitas Internasional pasti membayangkan perguruan tinggi bertaraf internasional dengan pengajar atau dosen dari luar negeri. Jangan salah, karena Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) di Gresik tidaklah seperti itu. Nah, kali ini IDN Times menemui langsung Rektor UISI, Herman Sasongko, untuk mengulik bagaimana sih Universitas Internasional ini?
Baca Juga: Dianggap Rasis, Patung Mahatma Gandhi Dicabut Dari Universitas Ghana
1. Belajar langsung di laboratorium hidup
Herman mengatakan model pembelajaran di UISI berbeda dengan perguruan tinggi lainnya. Di universitas itu, mahasiswa diajak untuk belajar langsung dengan mengedepankan praktik lapangan.
"Karena kami sediakan life laboratorium dan life class," ujarnya, Jumat (28/12).
Fasilitas tersebut dapat dinikmati mahasiswa secara langsung. Pasalnya, kampus UISI terletak dalam lingkup korporasi dan bisnis Semen Indonesia di Gresik.
"Maka dari itu, kami tekankan bisnis sebagai lingkup tema pendidikannya," tambah Herman.
2. Pendidikan bertema jadi nafas pembaharuan belajar bagi mahasiswa
Saat disinggung soal model pembelajarannya, Herman menyampaikan banyak aspek yang dipelajari. "Semen Indonesia wadahnya (mahasiswa) untuk belajar di dalam laboratorium hidup. Sudah seperti di Jerman dan Jepang yang mencanangkan pendidikan bertema," katanya.
3. Tonjolkan partner internasional hingga pertukaran pelajar
Pria yang juga Mantan Wakil Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini membeberkan bahwa nama internasional di UISI adalah motivator. Bahkan, untuk pendidikan internasionalnya, UISI berkerja sama dengan beberapa universitas di luar negeri.
"Caranya kami ikut Asian University Forum, kerjasama dengan Tiongkok maupun Bangladesh. Melakukan student exchange (pertukaran pelajar), serta dosennya menimba ilmu di luar negeri," jelas Herman.
4. Serapan tenaga kerjanya mencapai 70 persen
Dengan label internasional yang mentereng, Herman menegaskan jika mahasiswa lulusannya bagus-bagus. Sebanyak 70 persen bisa langsung diterima di dunia kerja.
"Dengan gaji yang sudah bagus, padahal masih di bawah 3 bulan. Meski begitu, kami sampaikan kepada mahasiswa agar tidak menjadi pegawai saja. Kami punya spirit sunan. Tidak satupun sunan menciptakan jadi pegawai. Kami punya cita cita jadi pengusaha," terang Herman.
5. Terus berinovasi tidak hanya tentang semen
Herman juga menambahkan, bahwa UISI bukan tanpa prestasi. Dia menyebut baru-baru ini UISI berhasil menjuarai kompetisi ketahanan tangan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hal ini membuktikan bahwa UISI terus berinovasi tidak hanya tentang semen saja.
"Inovasi kami ada produk logistik, rantai pasok halal, energi alternatif dari vegetable oil bisa jadi minyak diesel dan lain sebagainya," pungkasnya.
Baca Juga: Tim Universitas Kyoto Gunakan Turunan Sel iPS untuk Obati Parkinson