TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nilai Tukar Petani Jatim Paling Jeblok Se-Jawa

Waduh, gimana nih Bu Gub?

Ilustrasi. Petani memanen padi di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. (IDN Times/Herka Yanis P.)

Surabaya, IDN Times - Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan selama Oktober 2022. Penurunan NTP kali ini menjadi yang paling drastis dibanding provinsi lain di Pulau Jawa. Hal itu dapat diketahui dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.

1. Subsektor hotikuktura anjlok

Petani memanen padi di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. (IDN Times/Herka Yanis P.)

Penurunan NTP Jatim pada Oktober sebesar 0,39 persen, yakni dari 103,98 menjadi 103,57. Penyebab menurunnya NTP karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,5 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,12 persen.

"Subsektor hortikultura mengalami NTP terbesar, yaitu 4,81 persen dari 102,13 menjadi 101,01 persen. Kalau peternakan turun 1,10 persen dan perikanan turun 0,01 persen," ujar Ketua BPS Jatim, Dadang Hardiawan, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: Petani dan Buruh Tembakau Dukung Prabowo Nyapres

2. Antara indeks harga yang diterima petani tak sebanding dengan yang dibayar

ilustrasi petani cabai (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Diketahui, dalam subsektor hortikultura indeks harga yang diterima petani meliputi komoditas sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat. Sementara untuk harga yang dibayar petani dalam subsektor holtikultura meliputi konsumsi rumah tangga dan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).

"Apabila terdapat beberapa komoditas mengalami penurunan harga. Terutama seperti harga cabai dan bawang. Bahan tersebut yang menjadi kebutuhan utama dari masyarakat," kata dia.

Baca Juga: Nestapa Petani Lamongan, Rugi Ratusan Juta Akibat Padi Terendam Banjir

Berita Terkini Lainnya