TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Sembako Naik Jelang Nataru, Ini Cara Stabilisasi Ala Pemprov

Sembako mundak kabeh, skincare-mu mundak gak?

Suasana di pasar Kosagra, Rungkut, Surabaya. IDN Times/Faiz Nashrillah

Surabaya, IDN Times - Libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 (Nataru) menyisakan dua pekan lagi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur (Jatim) menyiapkan langkah untuk menjaga stabilisasi harga karena terkait dengan pembentukan inflasi.

1. Merujuk pada SK Gubernur Jatim

Suasana di pasar Kosagra, Rungkut, Surabaya. IDN Times/Faiz Nashrillah

Nah, kontrol stabilisasi terhadap harga bahan pokok sebenarnya sudah ada acuannya. Yakni dalam SK Gub Jatim No 71 Tahun 2020 tentang Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Pemprov Jatim telah membentuk satuan tugas yang berfungsi dalam mengendalikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif.

"Mengacu pada Permendag RI No 57 Tahun 2017, kita upayakan untuk mengendalikan pergerakan harga karena adanya kebijakan tentang Harga Eceran Tertinggi (HET)," ujar Kepala Disperindag Jatim, Drajat Irawan, Kamis (10/12/2020).

Baca Juga: Libur Nataru, BNN Gelar Tes Urine Puluhan Sopir Bus di Jalur Pantura

2. Koordinasi dengan instansi dan dinas lain untuk harga bahan pokok

Ilustrasi Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

Disperindag, kata Drajat, juga telah berkoordinasi dengan Bulog Divre V, serta dinas yang membidangi perdagangan dan pasar. Drajat menyebut, sejumlah komoditas seperti beras, gula pasir, daging sapi, minyak goreng, dan tepung stoknya mencukupi dan aman hingga sampai pelaksanaan Nataru.

Stok yang berada di Bulog Divre Kanwil Jatim adalah beras sejumlah 229.698 ton, gula sejumlah 223.490, minyak goreng 273.468 ton, dan tepung 75.840 ton. Dinas Peternakan Jatim stok daging ayam sejumlah 3410 ton, telur sejumlah 24.998 ton. Dinas Perkebunan stok gula 940.319,10 ton. 

“Dari data yang dihimpun melalui Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) memang ada kenaikan pada komoditas cabai karena ada penurunan jumlah pasokan dan mulai masuknya musim penghujan serta adanya fenomena La Nina. Sementara untuk komoditas lain masih cukup terkendali,” terang Drajat.

Baca Juga: Jelang Nataru, Diskopindag Kota Malang Gelar Operasi Pasar

Berita Terkini Lainnya