Warga Banyuwangi Pakai Biogas Alternatif Gas 3 Kg Langka

Tidak semua orang bisa menggunakan alternatif ini

Banyuwangi, IDN Times - Beberapa masyarakat pedesaan di Banyuwangi, Jawa Timur, tak bergeming meskipun sedang terjadi kelangkaan gas subsidi 3 kilogram. Dengan kelangkaan yang terjadi sekitar satu bulan terakhir ini, banyak masyarakat yang mulai menggunakan tungku kayu sebagai alternatif pengganti kompor gas. Namun, beberapa warga justru memanfaatkan pengolahan biogas sebagai pengganti gas subsidi.

1. Yang penting kotoran sapi jangan sampai langka

Warga Banyuwangi Pakai Biogas Alternatif Gas 3 Kg LangkaIlustrasi ternak sapi. (IDN Times/Daruwaskita)

Machfud (51), warga Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, mengaku tak begitu peduli dengan kelangkaan gas subsidi saat ini. Meskipun banyak yang kesulitan, Machfud tetap tenang. Baginya, dapur rumahnya masih bisa beroperasi berkat ketersediaan biogas.

"Saya memiliki tiga ekor sapi, dan dengan biogas yang dihasilkan dari kotorannya, saya bisa memasak sehari-hari," tutur Machfud, Jumat (4/8/2023).

Ia mengklaim bahwa menggunakan biogas lebih efisien dibandingkan dengan hanya mengandalkan elpiji murni. Machfud menjelaskan bahwa instalasi biogas ini merupakan hasil bantuan dari Emvitrust Indonesia. Ia telah menjalani pelatihan untuk memahami cara penggunaan biogas.

"Sebelum menggunakan biogas, satu tabung elpiji habis dalam enam hari. Sekarang, dengan biogas, bisa bertahan hingga dua minggu," jelasnya.

Baca Juga: Gas Elpiji Masih Langka, Warga Banyuwangi Nekat Kejar Truk Pertamina

2. Butuh 25 kilogram kotoran sapi setiap hari

Warga Banyuwangi Pakai Biogas Alternatif Gas 3 Kg LangkaIlustrasi sapi. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Pengalaman serupa juga diungkapkan oleh Mastur (78), yang tinggal di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Ia juga menerima bantuan dari Emvitrust dalam hal ini.

"Dengan adanya Emvitrust Indonesia, saya belajar dan bisa memproduksi biogas sendiri. Terima kasih," ungkapnya.

Meskipun usianya sudah lanjut, Mastur berhasil membuat bahan-bahan biogas dengan tangan sendiri. Ia menjelaskan dengan detail bahwa semua komponen perangkat biogas di rumahnya disediakan oleh Emvitrust Indonesia, termasuk Reaktor, Mixer, Inlet, pipa gas, dan komponen lainnya.

Pada awalnya, Mastur memasukkan kotoran sapi sebanyak 800 kg dan mencampurkannya dengan air dalam rasio 1:1. Kemudian, kotoran tersebut masuk ke dalam tabung mixer. Setelah dicampur, kotoran dialirkan ke dalam tabung reaktor yang bebas udara, lalu dibiarkan hingga menghasilkan gas.

"Setiap hari, saya memasukkan 25 kg kotoran hewan ke dalam sistem ini, dan gas yang dihasilkan cukup untuk membuat kompor bisa menyala selama 2 jam," tambahnya.

3. Warga lain harus termotivasi

Warga Banyuwangi Pakai Biogas Alternatif Gas 3 Kg LangkaWarga Banyuwangi pakai biogas sebagai alternatif gas langka. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Dikonfirmasi terpisah, Siti Muyasaroh, Direktur Emvitrust Indonesia, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memasang 20 instalasi biogas di Banyuwangi. Upaya ini dikerjakan bekerja sama dengan Greeneration Foundation dan Coca Cola Foundation.

"Kami berharap upaya ini dapat memberikan dampak positif serta menjadi contoh yang menginspirasi. Ini adalah langkah untuk mendorong pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan dan bebas limbah," ungkap Siti Muyasaroh.

Baca Juga: Gas 3 Kg Langka di Banyuwangi Bikin Warga Terpaksa Pakai Gas Kaleng

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya