TPA Supit Urang Terbakar Lagi, Sutiaji: Perlu Pemanfaatan Gas Metan

Malang, IDN Times - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang kembali terbakar. pada Kamis petang (20/6). Kebakaran itu pun sempat mengganggu aktifitas masyarakat sekitar. Meskipun sudah berhasil dipadamkan, namun efek dari kebakaran tersebut masih terasa. Hal itu terlihat saat Wali Kota Malang, Sutiaji meninjau lokasi pada Jumat (21/6).
1. Kebakaran bukan kali pertama

Kebakaran yang terjadi di TPA Supit Urang ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, TPA yang berada di kawasan Kecamatan Sukun, Kota Malang itu sudah beberapa kali dilalap si jago merah. Kebakaran tersebut dipicu oleh adanya gas metan yang tertutup tumpukan sampah. Belum lagi saat ini tengah musim kemarau.
"Pemicunya bukan karena orang merokok. Tetapi memang gas metan yang tertumpuk sampah ini sangat rawan menyebabkan kebakaran," bebernya.
2. Jadi perhatian Pemkot Malang

Kebakaran yang terus berulang itupun kini menjadi perhatian khusus dari Pemkot Malang. Pasalnya, nyaris setiap tahun selalu terjadi kebakaran di lokasi TPA tersebut. Bahkan tak jarang kebakaran tersebut mengakibatkan asap pekat disekitar lokasi yang sangat menganggu aktofitas warga setempat.
"Harus segera diatasi. Sebab, ada kekhawatiran kalau asap bisa akan menyebar dan mengganggu masyarakat," jelasnya.
3. Maksimalkan pemanfaatan gas Metan

Lebih jauh, Sutiaji mengakui bahwa salah satu cara untuk bisa mencegah kebakaran adalah dengan melakukan pemanfaatan terhadap gas Metan di kawasan tersebut. Pasalnya sejauh ini pemanfaatan gas Metan di TPA Supit Urang masih belum maksimal dan bahkan masih banyak tertimbun. Hal itu kerap menjadi pemicu terjadinya kebakaran.
"Mestinya memang harus ada pemanfaatan. Sebab dari kementerian pusat sudah ada lindungannya. Sehingga seharusnya bisa tertata dan dimanfaatkan dengan baik," paparnya.
4. Dapat bantuan pembangunan TPA Supit Urang

Saat ini, Pemkot Malang tengah mengupayakan untuk pembangunan TPA Supit Urang. Bahkan Sutiaji mengakui bahwa Pemkot Malang mendapat bantuan dari pihak luar negeri untuk menambah infrastrukur di TPA Supit Urang. Tak tanggung-tanggung, nominal bantuan tersebut terbilang cukup besar yaitu Rp 200 Milyar.
"Cost infrastruktur dari Jerman sebesar Rp 200 Milyar tersebut diperkirakan mampu bertahan antara 6-7 tahun. Tentunya perlu ada penambahan lagi seperti untuk lahannya karena sekarang ndak bisa dipakai lagi," tandasnya.