SBY Ingatkan Krisis Iklim, Ajak Tak Serakah Eksploitasi Alam

- SBY memperingatkan krisis iklim dan ajak semua pihak untuk tidak serakah dalam mengeksploitasi sumber daya alam.
- Indonesia diharapkan bisa mencapai net zero emissions pada tahun 2060 sebagai bagian dari Net Zero World by 2060.
- Ketidakserakahan dalam mengeksploitasi alam harus menjadi kebiasaan dalam pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.
Surabaya, IDN Times - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memperingatkan soal kondisi bumi yang kini berada di ambang krisis iklim. Ia mengajak semua pihak untuk tak serakah dalam mengeksploitasi sumber daya alam.
Hal itu disampaikan SBY saat mengisi orasi ilmiah dalam sidang terbuka peringatan Dies Natalis ke-65 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Selasa (11/10/2025).
SBY berharap agar Indonesia bisa menjadi bagian dari mengencecah keparahan krisis iklim dengan ikut berkolaborasi dalam agenda global Net Zero World by 2060. Sehingga net zero emissions pada tahun 2060 bisa tercapai.
“Elaborasi dari kita ikut mencapai agenda dan kepentingan global adalah ekonomi kita ke depan harus leading to Net Zero Indonesia by 2060 sebagai bagian dari Net Zero World by 2060. Kalau tidak, kiamat. Bumi kita tidak sanggup lagi,” ujar SBY.
Menurutnya, krisis iklim yang terjadi saat ini dipicu karena keserakahan dalam mengeksploitasi lingkungan. Ia berharap agar alam Indonesia tak dieksploitasi secara berlebihan, melainkan hanya digunakan seperlunya saja.
“Mari kita hentikan keserakahan. Greed. Kita tidak ingin menjadi greedy nation (negara serakah) Yang kita perlukan sebatas yang kita perlukan, need, not greed (butuh bukan serakah),” ajaknya.
Selain itu, SBY juga mengajak semua pihak untuk membuat kebijakan yang berkelanjutan. Dengan krisis iklim bisa dicegah.
“Menuju ekonomi yang betul-betul diperlukan untuk memajukan umat manusia. Masih terkait dengan logika. Ke depan harus bersatu, berkembang antara teknologi dengan entrepreneurship,” kata dia.
Ketidakserakahan dalam mengeksploitasi alam harus menjadi kebiasaan. Hal itu lah yang perlu ditekankan dalam pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.
“Pendekatan kultural menyangkut values, human behavior, hidup hemat, tidak rakus, tidak serakah agar buminya selamat. Harus masuk dalam elemen pembangunan nasional ke depan, elemen pembangunan ekonomi Indonesia ke depan,” pungkasnya.















