Kreatif! Disabilitas Jombang Sulap Serabut Kelapa Jadi Barang Bernilai
Jombang, IDN Times - Sulitnya mendapat pekerjaan, terutama di masa pandemik COVID-19, membuat seorang disabilitas Sodiq (55) berpikir keras. Warga Desa Bongkot, Kecamatan Peterongan, Jombang pun menemukan ide cemerlang. Di tengah keterbatasan fisiknya, ia menyulap limbah serabut kelapa menjadi hiasan rumah yang mempunyai nilai ekonomis.
"Karena sulit mencari pekerjaan, jadi saya putuskan untuk membuat kerajian dari limbah serabut kepala. Ini sudah berjalan selama hampir satu tahun mas," tutur Sodiq ditemui di rumahnya, Kamis (18/3/2021).
1. Sulit cari kerja karena pandemik COVID-19
Kondisi ekonomi Sodiq terbilang cukup pas-pasan. Ia tinggal dengan istrinya dan dikaruniai lima orang anak, dua di antaranya sudah berkeluarga. Beberapa tahun lalu, Sodiq mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kirinya harus diamputasi.
Semenjak itu, kondisi ekonomi Sodiq menurun karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Ketika wabah virus corona melanda Indonesia, ekonominya pun semakin oleng. Sebagai kepala rumah tangga, dia berusaha mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya.
Keterbatasan fisik membuat Sodiq kesulitan mendapatkan pekerjaan. Ia pun terus memutar otak hingga kemudian muncul ide kreatif. Sodiq mengumpulkan limbah serabut kelapa, kemudian mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomis.
"Bahannya ini dari saya ambil dari orang-orang, lalu saya kumpulkan di rumah. terus diolah menjadi hiasan seperti pot bunga ini," kata Sodiq sembari menunjukkan beberapa hasil kreatifnya.
2. Sabut kelapa dikeringkan lalu diolah jadi pernak pernik
Sebelum diolah menjadi pot dan pernak-pernik, limbah serabut kelapa terlebih dulu dijemur di halaman rumahnya. Secara tekun, dia dibantu saudaranya mengupas serabut yang melekat pada batok kelapa dan mengolahnya menjadi barang bernilai mulai pot bunga berbentuk hati, bulat, kotak, hingga hiasan dinding.
"Batoknya bisa jadi pot yang saya hiasi serabut. Lainnya juga ada yang jadi hiasan rumah," ujar pria yang memiliki seorang cucu tersebut.
3. Dijual online ke Kalimantan dan Sumatera
Sodiq mengaku bersyukur kerajinan tangannya itu bisa diterima oleh masyarakat. Kendati hasilnya tak terlalu banyak, namun cukup bisa membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
"Penjualannya dengan cara online, sudah sampai ke Kalimantan dan Sumatera. Harganya tergantung jenisnya, mulai Rp5 ribu sampai dengan Rp30 ribu per biji," ujarnya. Meski begitu, Shodiq enggan membeberkan omzet hasil kerajinan tangannya itu.
