Kasus Carding, Polda Batal Periksa Gisella dan Tyas Mirasih Hari Ini
Surabaya, IDN Times - Dua artis yang terseret kasus ilegal akses kartu kredit atau carding, Gisella Anastasia (GA) dan Tyas Mirasih (TM) sebenarnya dijadwalkan datang memenuhi panggilan Polda Jatim hari ini, Jumat (28/2). Namun hingga siang hari, keduanya tak tampak di Mapolda Jatim.
1. Gisel dan Tyas berstatus sebagai saksi
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan membenarkan bahwa Gisel dan Tyas sebenarnya dijadwalkan untuk menjalani pemeriksaan bersama penyidik Subdit V Siber Ditreskrimsus hari ini. Mereka diperiksa sebagai saksi kasus tersebut.
"Untuk hari ini (Jumat), menurut Dirkrimsus panggilannya hari ini," ujar Luki di Mapolda Jatim, Jumat (28/2).
2. Batal datang hari ini
Namun, keduanya batal datang hari ini. Menurut Luki, mereka telah mengajukan perubahan tanggal pemeriksaan karena sibuk syuting. Polisi memaklumi jika mereka memang punya jadwal yang padat.
"Ya, kami nunggu (jadwal pemeriksaan) berikutnya karena hari ini konfirmasi terakhir (tidak bisa datang). Kami jadwalkan ulang, karena ada jadwal syuting," tutur Luki.
3. Pengacara konfirmasi datang pemeriksaan Rabu depan
Informasi sementara, Luki menyebut Gisel yang merupakan jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol asal Surabaya ini akan mendatangi Mapolda Jatim pada Rabu pekan depan (4/3). Kemungkinan Tyas juga akan datang pada hari yang sama.
"Terkonfirmasi hari Rabu. Jadi hari Rabu, ada publik figur yang seharusnya hari ini datang. Tapi lewat pengacaranya hari Rabu akan datang," pungkas Luki.
4. Terlibat endorse bisnis hasil kejahatan
Sebagai informasi, dua artis tersebut terseret bersama beberapa artis lainnya yaitu Jessica Iskandar, Boy William, Awkarin, dan Ruth Stefanie. Mereka dijadikan saksi atas kasus akses ilegal kartu kredit alias carding. Dalam hal ini, para artis turut mempromosikan atau meng-endorse jasa penjualan tiket hasil carding melalui media sosialnya masing-masing.
Kasus ini bermula dari penangkapan tiga pelaku kasus ilegal akses berinama Sergio Chondro, Mira Deli Ruby dan Farhan Darmawan di Surabaya, Minggu (16/2). Ketiganya mempunyai peran masing-masing dalam komplotan tersebut.
Tahapan pertama yang mereka lakukan adalah dengan membeli data kartu kredit milik orang lain secara ilegal dari pelaku spammer atau pencuri data kartu kredit. Tugas ini menjadi jatah Mira. Harga per satu data kartu kredit Rp150 ribu-200 ribu.
Setelah mendapat datanya, Mira melakukan pembobolan rekening yang kebanyakan milik warga Jepang. Tugas Mira belum selesai. Ia kemudian yang mencari tiket untuk dijual kepada Sergio dan Farhan. Kepada keduanya, Mira hanya membanderol tiket itu 40-50 persen dari harga resmi.
Tiket yang telah didapatkan oleh Farhan dan Sergio dijual kembali melalui akun Instagram @tiketkekinian. Karena mereka juga mendapat harga beli lebih murah, keduanya pun menjualnya lebih murah. Biasanya mereka berdalih memberikan promo tiket diskon 20-30 persen. Untuk lebih meyakinkan para calon pembeli, mereka memprmosikan tiket ilegal ini melalui jasa endorsement para artis.
