Gas 3 Kg Langka di Situbondo Sudah Sejak Dua Bulan Lalu

Murijem (52) warga Kecamatan Asembagus, mengungkapkan hal serupa. Gegara kelangkaan gas melon, dia terpaksa harus membeli gas non subsidi 12 kg.

Ironisnya, Menurut Murijem kelangkaan terjadi akibat banyaknya penduduk dari daerah lain yang juga membeli gas subsidi di daerahnya. Dari informasi saudaranya, kelangkaan juga terjadi hampir merata di semua Kecamatan.

"Sebenarnya tidak sulit, cuma karena banyak orang (daerah lain) ke sini dari kelurahan lain," katanya.

Murijem mengaku, demi mendapatkan satu tabung gas melon Ia harus rela antre panjang. Setelah info kedatangan stok di pangkalan terdekat rumahnya, puluhan warga bahkan sudah berbaris rapi. Beruntung, karena kebijakan pembelian menggunakan KTP, Murijem bisa mendapatkan gas dalam satu pekan sekali.

Terkadang Ia bahkan harus antre pagi buta atau malam hari, demi gas melon. Jika tidak, Ia akan kehabisan pasokan gas melon. Mengingat antrean sangat banyak dan bisa langsung ludes kurang dari satu jam.

"Kurang lebih tiga mingguan itu waduh sulit, kita ini pukul setengah 4 kadang-kadang, sudah ada orang yang antri,” tuturnya. 

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan jika pihaknya masih terus berusaha menjaga pasokan gas LPG Subsidi 3 kg tetap aman di berbagai daerah.

Ia juga mengungkapkan jika pihak Pertamina sudah bekerjasama dengan pemerintah untuk memastikan penyaluran LPG 3 kg bisa dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran.

"Salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan mengadakan operasi pasar. Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan operasi pasar," ungkap Nicke.