Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ditemukan Sujud di Reruntuhan Al Khoziny, Rafi Bercita-cita Jadi Ustaz

IMG-20251006-WA0154.jpg
Rafi Catur Okta Mulya (17) korban Al Khoziny bersama keluarga. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Intinya sih...
  • Rafi ditemukan meninggal dalam keadaan sujud di reruntuhan Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
  • Rafi sempat melaksanakan salat magrib dan isya berjamaah di bawah reruntuhan dalam keadaan sujud sebelum meninggal.
  • Rafi dikenal sebagai anak yang baik, rajin ikut salat jemaah, dan bercita-cita menjadi seorang ustaz.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Karang karangan bunga dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa masih terpajang di depan Rumah Rafi Catur Okta Mulya (17) yang berada di Jalan Putat Jaya Sekolahan 2, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Rumah itu nampak sunyi, hanya kendaraan lalu lalang di depannya.

Sosok perempuan mengenakan kerudung keluar dari rumah itu. Masih jelas di wajahnya, ada kesedihan terlihat.

Perempuan bernama Novita (26) yang ternyata kakak Rafi itu mempersilahkan kami masuk. Novita lantas bercerita kepada kami bagaimana sang adik akhirnya ketemu dalam keadaan sujud di bawah reruntuhan bangunan Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Rafi ditemukan pada Rabu (1/10/2025) lalu, dua hari setelah insiden Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk. Remaja itu ditemukan dalam keadaan sujud, memeluk temannya bernama Syailendra Haical (13) yang masih hidup.

"Adik saya ditemukan pada Rabu (1/10/2025) malam, meninggal dalam keadaan sujud, memeluk temannya yang masih hidup, Haical," ujar Novita ditemui di rumah duka, Senin (6/10/2025).

Adik Novita itu sempat bertahan beberapa jam sebelum akhirnya meninggal dunia. Bahkan, berdasarkan keterangan Haical, Rafi sempat melaksanakan salat magrib dan isya berjamaah di bawah reruntuhan dalam keadaan sujud.

"Kalau kata dokter itu (Rafi) bertahannya cuma satu hari ya. Waktu itu malamnya itu adik sudah gak bertahan lama. Jadi kata kesaksian Haical itu kan adik masih bisa diajak salat magrib, bisa. Tapi ya dalam keadaan sujud terus gitu kan," ujarnya.

Rafi tak bisa bertahan, lantaran ada beton besar mengenai punggungnya. Terlebih saat bangunan runtuh, tubuhnya dalam keadaan sujud.

"Meninggalnya Senin, ditemukan hari Rabu, bertahannya beberapa jam saja. Sujud itu tertimpa beton-beton," tutur dia.

Novita menyebut, adiknya berada di saf belakang. Seharusnya saat kejadian Rafi bisa segera keluar, Novita menduga adiknya tak keluar lantaran terlalu khusuk salat.

Selama hidup, Rafi dikenal sebagai anak yang baik, tidak pernah membangkang, bahkan tak pernah meninggalkan salat fardu. Sebelum mondok, remaja itu juga rajin ikut salat jemaah di musalah dekat rumah dan tak pernah ketinggalan ikut kegiatan keagamaan kampung.

"Dia (Rafi) nurut, sama aku sama bapak nurut, kalau gak boleh ya tidak membangkang, gak banyak nuntut," ungkap dia.

Keinginannya untuk belajar ilmu agama kian besar . Selesai lulus SMP, Rafi akhirnya dizinkan untuk mondok. "Mondok baru dua bulan, Agustus," kata Novita.

Cita-citanya sederhana, Rafi hanya ingin menekuni ilmu agama agar bisa menjadi seorang ustaz. Remaja itu ingin keponakannya pandai agama.

"Aku pengin mondok ae, aku pengen nekuni agama, aku pengin bisa baca Al Quran, pengen dadi ustaz ben iso ngajari ponakan-ponakan," ujar Novita menirukan kata-kata Rafi.

Sebelum tragedi terjadi, Rafi sempat pulang ke rumah selama sepuluh hari. Rafi bahkan meminta beberapa barang kepada Novia sebelum kembali ke pkndok, mulai dari baju warna putih, minyak wangi, hingga berbagai makanan kesukaan.

"Pas waktu pulang itu minta apa aja, harus dituruti, yang aku gak enak itu minta baju warna putih, besoknya lagi minta minyak wangi," terang Novita.

Bukan cuma itu, Rafi bahkan sempat meminta foto keluarga bersama sebelum balik ke pondok. Novita kala itu sudah merasa ada sesuatu yang tak biasa dengan sang adik.

"Jam 9 balik pondok, jam 8 dia minta foto, 'ayo foto mbak, kalau kangen bisa lihat fotomu', itu juga foto terakhir menggunakan sarung merah yang ditemukan (saat evakuasi)," tuturnya.

Remaja itu harusnya ulang tahun ke-18 pada 10 Oktober 2025 nanti. Tetapi, takdir berkata lain, Rafi ditemukan meninggal dunia pada Rabu (1/10/2025) di bawah reruntuhan bangunan musalah Al Khoziny.

"Harusnya tanggal 10 Oktober besok ulang tahun ke-18, saya sama kakak-kakak yang lain rencananya mau kasih surprise ke pondok," terang dia.

Kini, keluarga telah ikhlas melepas kepergian Rafi. Walau sempat syok, keluarga telah menerima. Terlebih remaja itu meninggal dalam keadaan sujud.

"Awalnya tidak terima, kenapa harus adikku, dia juga sempat menyelamatkan anak," pungkas dia.

Share
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us

Latest News Jawa Timur

See More

Gempa Sumenep M6,5 Pekan Lalu: 465 Bangunan Rusak, 3 Luka Ringan

06 Okt 2025, 18:40 WIBNews