Bukan Kampung Tangguh, Pemkot Surabaya Pilih Pakai Konsep Ini

Kampung Wani Jogo Suroboyo dirasa lebih sesuai

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota IPemkot) Surabaya akan menerapkan konsep Kampung Wani Jogo Suroboyo di seluruh pemukiman Kota Surabaya. Mirip dengan Kampung Tangguh, konsep ini bertujuan untuk mengatasi pandemik COVID-19 di Kota Surabaya melalui swadaya masyarakat di lingkungan kampung.

1. Kampung Wani Jogo Suroboyo akan segera diterapkan di seluruh Surabaya

Bukan Kampung Tangguh, Pemkot Surabaya Pilih Pakai Konsep IniIlustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Irvan Widyanto menjelaskan, pihaknya sudah mengumpulkan Camat dan Kepala Puskesmas seluruh Kota Surabaya. Ia meminta agar pembuatan Kampung Wani Jogo Suroboyo melalui Satgas tingkat warga bisa segera disosialisasikan dan direalisasikan.

"Nanti di Kampung Wani Jogo Suroboyo ini akan ada empat Satgas yaitu Satgas Wani Sehat, Satgas Wani Sejahtera, Satgas Wani Jogo, dan Satgas Wani Ngandani," ujar Irvan saat dihubungi IDN Times, Selasa (26/5).

2. Diterapkan di tingkat RW atau RT

Bukan Kampung Tangguh, Pemkot Surabaya Pilih Pakai Konsep IniIlustrasi PSBB Surabaya Raya. IDN Times/Mia Amalia

Nantinya, lanjut Irvan, Satgas ini akan dibentuk di tingkat RW bahkan RT se Kota Surabaya. Penentuan tingkatan kampung disesuaikan dengan kepadatan penduduk dan jumlah kasus yang ada di masing-masing kawasan.

"Kan sudah ada beberapa klaster yang sangat padat hingga tingkat RT. Kalau bisa ya Satgasnya tingkat RT, tidak apa-apa. Kampung Wani Jogo Suroboyo memang bisa tingkat RT atau RW," ungkapnya.

Baca Juga: PSBB Surabaya Raya I dan II Gagal Total, Lanjut ke Tahap III

3. Nama dipilih menyesuaikan karakter arek Suroboyo

Bukan Kampung Tangguh, Pemkot Surabaya Pilih Pakai Konsep Ini(IDN Times/Arief Rahmat)

Sebenarnya, konsep Kampung Wani Jogo Suroboyo memang mirip dengan Kampung Tangguh yang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Namun Irvan menjelaskan, penamaan Kampung Wani Jogo Suroboyo memang dipilih untuk menyesuaikan karakter warga Kota Surabaya agar bisa lebih kepada masyarakat.

"Setiap daerah kan memiliki karakteristiknya masing-masing. Kalau Surabaya itu terkenal dengan arek-areknya yang wani. Bonek, salam satu nyali wani. Jadi kita pilih nama itu," tuturnya.

4. Lebih bersifat persuasif

Bukan Kampung Tangguh, Pemkot Surabaya Pilih Pakai Konsep IniIlustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Selain itu, jika pada Kampung Tangguh terkesan berupa pengetatan protokol COVID-19, Kampung Wani Jogo Suroboyo lebih mengarah pada tindakan persuasif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait COVID-19. Dengan demikian Irvan percaya, masyarakat yang disadarkan dari tingkat bawah akan mau melaksanakan protokol kesehatan tanpa adanya tindakan represif.

"Ini sebuah mitigasi juga. Ketika tumbuh kesadaran, dia akan dengan sendirinya tidak akan keluar rumah tanpa keperluan penting. Ketika yang di hulu ini sadar, maka yang di hilir ini nanti akhirnya bisa terkendali," jelasnya.

5. Penyediaan dapur umum dan lumbung pangan disesuaikan dengan kebutuhan kampung

Bukan Kampung Tangguh, Pemkot Surabaya Pilih Pakai Konsep IniIlustrasi PSBB. IDN Times/Mia Amalia

Selain itu, Kampung Tangguh juga dikenal dengan adanya dapur umum atau lumbung pangan tingkat kampung. Sementara di Kampung Wani Jogo Suroboyo, penyediaan dapur umum atau lumbung pangan akan disesuaikan dari kebutuhan masyarakat setempat melalui Satgas Kesejahteraan.

"Nanti dilihat warga yang terdampak ada berapa. Lalu masyarakat bisa gotong royong membantu. Tidak menutup kemungkinan membentuk dapur umum. Kalau bisa dalam satu kampung menyelesaikan masalahnya dengan gotong royong," paparnya.

Baca Juga: Tinjau 2 Kampung Tangguh, Kapolda Janjikan Tambahan Personel Keamanan

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya