Vaksinasi PMK di Jatim Diprioritaskan untuk Sapi Perah

Penularan PMK di Jatim diklaim menurun 

Surabaya, IDN Times - Vaksinasi untuk pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih diprioritaskan bagi sapi perah saja. Tapi, sejumlah fakta terungkap kalau ada peternak yang menolak sapinya disuntik vaksin ini. Nah, bagi peternak sapi yang menolak vaksin, maka mobilitas ternaknya dibatasi lockdown.

"Kita mendengar ada peternak sapi perah menolak vaksin untuk hewan ternaknya. Setelah kami cek ternyata ada di Kecamatan Lekok, Pasuruan. Kalau tidak mau divaksin maka mobilitas hewan ternak akan dibatasi," tegas Plt Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak tertulis, Selasa (5/7/2022).

1. Peternak takut sapinya sakit dan mati usai divaksinasi

Vaksinasi PMK di Jatim Diprioritaskan untuk Sapi PerahSapi perah di Kandang Singlar. IDN Times/Siti Umaiyah

Secara tegas, mantan Bupati Trenggalek ini ingin kondisi penyebaran wabah PMK di Jatim bisa segera dikurangi dengan cara vaksinasi. Namun, masih ada peternak yang takut hewannya sakit hingga mati jika divaksinasi. Menurut Emil, alasan itu sangat membahayakan peternak-peternak sapi lainnya.

"Saya ingin memakai bahasa konsekuensi. Konsekuensi dari tidak mau divaksin adalah membatasi mobilitas karena ke depan akan menjadi risiko. Memang sapi perah jarang bergerak, tapi anaknya biasanya bergerak," tuturnya.

Baca Juga: 38 Kabupaten/Kota Jatim Bestatus Wabah PMK, Peternak Butuh Pemerintah

2. Padahal vaksin PMK yang diberikan melalui persetujuan pakar dan kementerian

Vaksinasi PMK di Jatim Diprioritaskan untuk Sapi PerahSapi perah di Kandang Singlar. IDN Times/Siti Umaiyah

Meski demikian, Emil mengaku akan mematangkan kembali konsekuensi bagi peternak yang menolak hewan ternaknya divaksin. Selanjutnya, akan dilakukan metode komunikasi. Mungkin ada informasi yang belum mereka dapat akan diberi kesempatan.

"Kami sudah meminta disegerakan kebijakan apa yang harus dilakukan apabila peternak tidak ingin hewannya divaksin. Sebab, vaksin yang diberikan bukan sembarang vaksin karena sudah mendapat persetujuan dari para pakar dan kementerian,” jelasnya.

3. Diklaim mulai terjadi perlambatan penularan, vaksin sudah diberikan ke 180 ribu sapi perah

Vaksinasi PMK di Jatim Diprioritaskan untuk Sapi PerahRatusan ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) tiba di Pelabuhan Tanjung Priok. (dok. Kementerian Pertanian)

Vaksinasi sendiri, klaim Emil, mulai menunjukkan efektivitasnya. Angka penyebaran atau penularan menunjukkan trend positif yang mana sebelumnya angka mencapai 6 ribu per hari, kini berada di kisaran 2 ribu per hari. Dia pun menargetkan, vaksinasi untuk 364 ribu sapi perah Jatim tuntas sebelum Idul Adha.

Saat ini, periode 26 Juni - 2 Juli 2022, sudah tervaksin sebanyak 180 ribu sapi atau sekitar 51 persen dari target. Untuk mengejar sisanya, Jatim memiliki total 950 dokter hewan dan 1.500 paramedic hewan. “Semuanya memiliki ketrampilan untuk melakukan vaksinasi pada hewan,” ucap Emil.

“Jadi, targetnya per hari per vaksinator rata-rata berada di kisaran 50-75 karena sapi perah memiliki tendensi lokasinya berkumpul. Jadi lebih bisa maksimalkan kita melakukan cakupan vaksinasi,” pungkasnya.

Baca Juga: Jatim Zona Merah, Sapi, Kerbau, dan Kambing Positif PMK

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya