Curhat Mahasiswi Unesa, Rela Tahan Rindu Asal Keluarga Aman

Padahal kalau mau mudik bisa aja sebenarnya 

Surabaya, IDN Times - Dua mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Sri Ardiana (24) dan Titin Trainti (23) harus merelakan momen lebaran Idulfitri tahun ini tanpa keluarga besar. Pasalnya mereka masih tertahan di Surabaya dan memutuskan tidak mudik atau pulang ke kampung halamannya sesuai imbauan pemerintah.

1. Takut bawa virus ke rumah

Curhat Mahasiswi Unesa, Rela Tahan Rindu Asal Keluarga AmanIlustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Ardiana yang merupakan mahasiswi semester akhir Fakultas Ekonomi Unesa ini memilih tidak mudik ke Ponorogo karena takut akan membawa virus SARS CoV-2 ke rumah. Meski tidak merasa ada gejala klinis menyerupai COVID-19, dia memilih langkah antisipasi. Padahal, andai memaksa mudik, ia hanya butuh waktu sekitar lima jam perjalanan. Menurutnya penularan juga bisa terjadi di perjalanan.

"Dipaksa mudik bisa tapi saya kasihan di rumah. Kita gak tahu pulang bawa virus apa nggak. Saya di sini baik-baik aja, nanti kalau saya pulang kekebalan tubuh orang rumah gak bagus kan bisa terkena (virusnya)," ujarnya kepada IDN Times, Kamis (21/5).

2. Pilih tinggal di kos meski kadang uang habis

Curhat Mahasiswi Unesa, Rela Tahan Rindu Asal Keluarga Aman(IDN Times/Arief Rahmat)

Selama tidak mudik, Ardiana juga memilih untuk tetap tinggal di kos dekat kampusnya, Ketintang. Tak banyak teman kosnya yang tersisa. Kini hanya empat orang saja termasuk dirinya. Ketiga temannya bukanlah mahasiswa, melainkan pekerja. Untuk mencukupi kebutuhannya tak jarang dia terpaksa pinjam uang.

"Uang saku tetap dapat kiriman rumah, kadang pinjam uang ke teman kalau kiriman telat," kata dia.

3. Jadi pengalaman baru nikmati Ramadan dan Idulfitri di rantau

Curhat Mahasiswi Unesa, Rela Tahan Rindu Asal Keluarga AmanIlustrasi mudik (IDN Times/Wildan Ibnu)

Menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idulfitri di Surabaya tentunya menjadi pengalaman pertama kali bagi Ardiana. Sebab selama lima tahun lalu, dia acap kali pulang pada saat libur kuliah. "Kalau kuliah waktu puasa libur, saya pulang. Sekarang ini pertama kali gak pulang," ucapnya.

Bahkan, untuk salat Tarawih dia juga memilih melaksanakannya berjemaah di kos. Sedangkan Idulfitri nanti, Ardiana mengaku belum memutuskan apakah akan mengikutinya atau tidak. Terlebih Pemprov Jatim sudah mengimbau agar salat Id di rumah masing-masing.

4. Pilih tidak pulang karena harus di karantina di gedung kartar

Curhat Mahasiswi Unesa, Rela Tahan Rindu Asal Keluarga AmanTitin Trainti, mahasiswi Unesa yang memilih tidak mudik. Dok.IDN Times/Istimewa

Berbeda dengan Ardiana, Titin Trainti yang merupakan mahasiswi Fakultas Teknik Unesa memilih tidak mudik ke Bojonegoro karena banyak aturan. Dia pun bertahan di kosnya kawasan Jetis, Surabaya. Salah satu yang membuatnya berat untuk pulang ke kampung halaman ialah adanya kewajiban karantina di gedung selama 14 hari dari pemerintah desanya.

"Ada dua tempatnya di Polindes dan gedung kartar (Karang Taruna)," katanya.

Baca Juga: 10 Meme Mudik Kocak, Obat Buat Kamu yang Gak Bisa Lebaran di Rumah

5. Khawatir akan sulit balik ke Surabaya jila terlanjur pulang

Curhat Mahasiswi Unesa, Rela Tahan Rindu Asal Keluarga AmanPosko PSBB di perbatasan Surabaya-Sidoarjo, tepatnya di daerah Pondok Candra. IDN Times/Faiz Nashrillah

Selain itu, mahasiswi semester akhir ini khawatir apabila terlanjur pulang kemudian tidak bisa balik lagi ke Surabaya. Mengingat penyekatan ketat di perbatasan masih diterapkan selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Aku bingung mau mudik apa ngga. Soalnya ada PSBB terus kata Pak Jokowi juga nggak boleh mudik apa pulang kampung gitu. Terus barangkali (nantinya) juga kalau ada aturan baru nggak boleh keluar kota," ungkap Titin.

"Makanya buat jaga-jaga nggak mudik, khawatirnya nanti kalau sudah mudik nggak bisa balik Surabaya lagi," dia melanjutkan.

Meski belum bisa mudik, baik Titin maupun Ardiana mssih rutin memberikan kabar kepada keluarganya di rumah. Mereka menyempatkan diri memberi pesan dan juga telepon minimal satu hari sekali. Keduanya berharap masyarakat mempunyai kesadaran bersama melemahkan COVID-19 dengan cara tidak mudik atau di rumah saja.

Baca Juga: Pelanggar PSBB Surabaya Raya Sentuh Angka 15 Ribu

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya