Ini Sosok Pengoplos Beras Bulog SPHP Menjadi Beras Premium
Tersangka sudah untung Rp48 juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Polisi membekuk komplotan pengoplos beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) Bulog. Dia adalah Enik Heriyanti (37) warga Jalan Kubu Dusun Krajan RT.19/RW.2, Desa Kidal Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Sementara kedua karyawannya dijadikan saksi dalam kasus ini yaitu Erick Adi Prastomo (35) warga Jalan Kolonel Sugiono III, Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang dan Muhammad Irfan Yusuf (33) warga Jalan Mayjen Sungkono Gang IB, Kelurahan Buring.
Tersangka mengoplos SPHP Bulog 50 kilogram menjadi beras premium Rajalele kemasan 25 kilogram dan beras premium Ramos Bandung kemasan 5 kilogram. Beras SPHP Bulog yang tidak boleh dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HEat) sebesar Rp10.900,-. Tapi dengan modus dioplos, tersangka membuat packing pengemasan ulang ini dijual dengan harga Rp14.000,- per kilogram.
1. Polisi mengungkapkan jika tersangka mulai beroperasi sejak 2023
Wakapolres Malang, Kompol Imam Mustolih mengungkapkan jika tersangka sudah beroperasi sejak Oktober 2023. Ia melihat peluang harga beras ini mengalami kenaikan secara signifikan. Kemudian tersangka membuka usaha jual beli beras dengan mengoperasionalkan usahanya bersama satu orang karyawan yang kita jadikan menjadi saksi dengan yaitu Eric.
Kemudian pada bulan Januari 2024 tersangka melihat peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan cara mengoplos beras SPHP Bulog. Jadi ia melakukan pembelian beras Bulog yang pertama dari aplikasi Facebook dengan membeli kemasan 50 kilogram beras Bulog program SPHP, tersangka membeli secara cash on delivery atau COD seharga Rp690 ribu. Lalu beras Bulog SPHP 50 kilogram kedua didapatkan diri seseorang laki-laki yang sampai sekarang masih didalami identitasnya, di sini tersangka mendapatkan beras dengan harga lebih rendah yaitu Rp640 ribu.
"Setelah mendapatkan beras Bulog tersebut, tersangka dibantu dengan karyawannya membuka kemasan beras bulog kemudian dimasukkan ke dalam kemasan-kemasan yang sudah disiapkan, yaitu yang pertama di kemasan Rajalele seberat 25 kilogram dan Ramos Bandung seberat 5 kilogram. Beras-beras ini dijual untuk kemasan Rajalele Rp350 ribu sementara untuk Ramos Bandung ini dijual dengan harga Rp70 ribu," terangnya saat konferensi pers di loby Polres Malang pada Senin (18/3/2024).
Iamam menjelaskan tersangka mendapatkan keuntungan Rp1.000 sampai Rp2.000 setiap kilogramnya, sehingga ia rata-rata per bulan mendapatkan keuntungan Rp8 juta sampai Rp9 juta. Sementara jika ditotal dari mulai pengoperasian kurang lebih selama 5 bulan, tersangka sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp45 juta.
Baca Juga: Polisi Grebek Gudang Pengoplos Beras Bulog
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.